Perkuliahan
pertama dibuka pak prof Marsigit dengan mengucapkan basmalah, salam kemudian
doa agar mendapatkan ridho, bimbingan, rahmat, hidayah, inayah dari Allah SWT.
Berdoa menurut keyakinan masing-masing, bagi yang muslim membaca istighfar 5
kali, surah Al fatihah 1 kali, dan surah Al ikhlas 3 kali. Pada perkuliahan ini
mahasiswa diminta duduk melingkar. Setelah membuka perkulian pak prof Marsigit
mengajak para mahasiswa S2 Pendidikan Matematika kelas B 2018 berkenalan dengan
menyakan daerah asal masing-masing mahasiswa. Bapak meminta kami untuk
mengambil HP lalu merekam perkuliahan ini sampai selesai tujuannya agar bisa
didengar kembali dan untuk bahan refleksi perkuliahan dan untuk perkuliahan
berikutnya HP harus dalam keadaan full baterai. Untuk siap rekam. selanjutnya
bapak meminta kami mencari nama Marsigit di google, melihat profil hingga
lokasi rumah beliau dengan tujuan bahwa pak Marsigit itu benar ada dan nyata.
Setelahnya kami diminta membuka youtube kemudian mengetik REMBULAN KEKALANG UNY
di kolom pencarian. Kami diminta menonton video tersebut. Pada menit-menit
tertentu bapak meminta kami melihat adegan yang dilakukan dalam video tersebut,
dalam video tersebut bapak berperan sebagai raja yang baik dan bijak. Pak
Marsigit mulai mengaitkan video ketoprak tersebut dengan filsafat. Filsafat
bisa dari mana saja termasuk dari ketoprak tadi. Didalam sebuah ketoprak ada
banyak hal seperti tarian, politik, seni rupa, suara, dan seterusnya. Bapak
juga menjelaskan tentang karakter dari pemain ketoprak tersebut seorang raja
simbol ilmu pengetahuan, simbol kebaikan dan juga ada seorang pangeran simbol
kegelapan karena melakukan hal yang tidak baik yaitu berkhianat.
Dalam
filsafat diriku adalah diriku dan dirimu adalah dirimu maka untuk belajar
filsafat itu kuncinya harus banyak membaca. Filsafat itu menyangkut semuanya
dan sebenar-benarnya filsafat adalah pikiran. Setidakpenting apapun bahkan hal
yang sepeleh bisa menjadi filsafat.
Kamis
20 september 2018 adalah pertemuan kedua kuliah filsafat ilmu di kelas kami. Selalu
sebelum memulai perkuliahan bapak mengajak kami berdoa bersama-sama dengan
tujuan agar kuliah ini mendapat rahmat dan barokah. Pada kali ini bapak
bertanya kepada saudara Darwis tentang arti nama Darwis, kemudian Darwis menjawab
menurut ayahnya arti nama Darwis adalah orang yang mencari ilmu. Setiap nama
itu ada artinya atau maksudnya. Dibawah
filsafat ada psikologi wacana. Psikologi itu sendiri bermacam-macam dapat
berupa psikologi terapan, atau yang lainnya. Pada psikologi wacana kita bisa
menggali potensi-potensi yang baik untuk diri kita maupun untuk orang lain.
Berawal dari hal sederhana, nama misalnya. Setiap orang bisa memaknai namanya.
Orang yang berpendidikan, mengerti masa depan, adat, membuat sebuah nama dengan
maksud, mempunyai aturan, dan tidak asal memberi nama. Bukan hanya untuk
fenomenal.
Nama-nama
yang sensasional adalah menentang arus, menentang kebenaran, dan menentang
nurani. Nama itu menyangkut tentang etik dan estetika. Pak Marsigit bertanya
pada seorang mahasiswa “nama kamu siapa?”, mahasiswa tersebut menjawab Eka.
Arti nama Eka yaitu satu. Nama itu semuanya tanpa terkecuali. Tapi belum pernah
ada yang memberi nama Allah, meskipun orang tersebut gila. Seperti arti nama
Marsigit artinya dapat secara klasik atau kontemporer. Secara klasik arti nama
Marsigit terdiri dari kata Mar dan sigit. Mar berarti tersamar atau tersembunyi
itu adalah hakikat ilmu sedangkan sigit artinya tampan. Sehingga Marsigit
bermakna sebagai seorang yang tampan yang selalu mencari ilmu. Namun dibalik
makna itu sejarah nama pak Marsigit adalah keinginan ayah beliau agar memiliki
anak yang pintar seperti gurunya. Arti nama kontemporer Marsigit berasal dari
Mars adalah planet mars, Si adalah see dalam bahasa inggris artinya melihat, dan
Git adalah pintu diambil dari kata gate. Sehingga secara keseluruhan Marsigit
berarti pintu gerbang menuju mars. Sedangkan secara spiritual nama pak Marsigit
di artikan sebagai masjid dengan tujuan mampu memperoleh derajat baik di dunia
maupun akhirat. Keseluruhan pemaknaan nama tersebut menjadi motivasi untuk
terus beramal baik. Jadi haruslah sebuah nama itu mengandung arti yang baik.
Selanjutnya
akan dilakukan tes jawab singkat yang menjadi inti dari perkuliahan, mahasiswa
diminta menyiapkan selembar kertas yang telah diberi identitas dan digunakan
untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Pak
Marsigit.
BAGIAN ISI (Tes Jawab
Singkat)
1.Kenapa anda kuliah?
2.Kenapa anda telambat?
3.Kenapa anda tampak
sedih?
4.Kenapa anda menulis?
5.Kenapa anda
mendengarkan pertanyaan saya?
6.Kenapa anda duduk
melingkar?
7.Kenapa ruangannya
dingin?
8.Kenapa suaar di luar
masih terdengar?
9.Kenapa terkejut?
10.Kenapa menangis?
11.Kenapa tersenyum?
12.Kenapa bertengkar?
13.Kenapa berbohong?
14.Kenapa menyontek?
15.Kenapa menyebarkan
hoax?
16.Kenapa benci?
17.Kenapa menuduh?
18. Kenapa tidak adil?
19. Kenapa memfitnah?
20. Kenapa tak mau
mengerti?
Setelah
seluruh mahasiswa menyelesaikan 20 soal pertanyaan singkat tersebut, Pak
Marsigit meminta lembar jawaban mahasiswa saling ditukar untuk dikoreksi
bersama. Pak Marsigit langsung meminta mahasiswa menuliskan nama terang dan
tandatangan pada lembar jawaban yang dikoreksinya. Menurut Pak Marsigit
kebanyakan jawaban dari mahasiswa tidaklah lengkap, kebanyakan jawaban tersebut
mendzholimi jawaban lainnya yang belum sempat untuk diutarakan. Padahal jawaban
yang lain dn belum sempat untuk diutarakan itu juga memiliki hak untuk
diutarakan. Lantas jika begitu maka mengapa hanya menjawab satu jawaban saja?
Jawaban para mahasiswa
itu parsial, parsial itu ialah sumber persoalan. Seluruh persoalan yang ada di
dunia dikarenakan manusia itu parsial, dan ini sangat bahaya. Jawaban dari 20
soal pertanyaan singkat tersebut haruslah diawali kata “BELUM TENTU KARENA”,
setelahnya kemudian baru bisa diikuti oleh jawaban yang ingin dituliskan oleh
mahasiswa yang bersangkutan. Sebagian manusia itu sering merasa tergoda untuk
menganggap dirinya mengerti dan itu berbahaya. Filsafat itu berbeda dengan
matematika, jika dalam matematika yang tadinya tidak paham berubah menjadi
paham, tetapi sebaliknya, dalam filsafat yang tadinya paham justru menjadi
tidak paham. Pak Marsigit menyampaikan bahwa sebenarnya tugas beliau adalah
mengguncang-guncangkan pikiran para mahasiswa.
Terjadi goncangan di
dalam pikiran itu tidaklah begitu masalah, tapi janganlah terjadi goncangan di
dalam hati. Sedikit saja ada goncangan di dalam hati itu datangnya dari
syaiton/setan. Seluruh mahasiswa mendapat skor 0 pada tes jawab singkat di
atas, ini sebagai wujud dari melakukan perbuatan dengan sangat yakin dan
optimis padahal kita sama sekali tidak mengerti. Filsafat apabila ditingkatkan
adalah spiritual. Semuanya itu adalah spiritual, padahal filsafat itu ya
semuanya, termasuk filsafat spiritual. Filsafat spiritual itu adalah memikirkan
perasaan. Spiritual itu adalah perasaan, hati, doa, kuasa Tuhan, tidak cukup
hanya dengan pikiran. Tetapi kita perlu ilmu dan berpikir untuk mengisi
spiritual. Prinsip-prinsip spiritualitas sebagian juga berlaku di dalam
filsafat, misalnya dalam kehidupan sehari-hari bahwa mausia itu tidak boleh
sombong karena sombong adalah sifat setan.
Pak
Marsigit menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu ada mahasiswa yang
menanyakan bagaimana cara agar mahasiswa tersebut bisa menggapai masa depan
yang baik. Saran dari Pak Marsigit adalah pikirkan apa yang kau kerjakan,
kerjakan apa yang kau pikirkan, doakan apa yang kau kerjakan, doakan apa yang
kau pikirkan, dan separuh-separuh lainnya agar menjadi satu kebulatan hidup,
maka berpikir dan bekerja harus disinergikan.
Pak
Marsigit kemudian menjawab pertanyaan dari Rahmi tentang dimana letak perasaan
Pak Marsigit. Letak perasaan Pak Marsigit harapannya ada pada seluruh yang ada
di dunia dan di akhirat. Spiritualitas dari perasaan itu adalah mensyukuri
semuanya. Jika kita bisa menanyakan tentang letak perasaan maka kita juga bisa
menanyakan letak pikiran. Letak pikiran juga ada pada seluruh yang ada di dunia
dan di akhirat. Maka ini berkaitan pula dengan obyek filsafat, dimana obyek
filsafat adalah apa yang ada dan yang mungkin ada. Apa yang ada? Semua yang
pernah engkau pikirkan dan yang sedang kau pikirkan. Lantas bagaimana dengan
yang belum ada? Yang belum ada tentunya lebih banyak lagi. Belum ada itu
artinya belum ada di dalam pikiranmu.
Pak
Marsigit menanyakan kepada mahasiswa apa warna handphone beliau, mahasiswa
menjawab hitam. Kemudian Pak Marsigit menutup handphone beliau dengan kertas
dan menanyakan kembali pada mahasiswa apa warna handphone beliau. Mahasiswa
menjawab hitam kembali, lalu Pak Marsigit mengatakan bahwa mahasiswa bisa tau
warna handphone beliau hitam itu karena hal itu sudah ada di dalam pikiran
mahasiswa. Cara untuk mengadakan di dalam pikiran yaitu bisa melalui panca
indera, bisa dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, atau dipikirkan. Fungsi
dari pertanyaan Pak Marsigit adalah menjadikan yang mungkin ada menjadi yang
ada di pikiran mahasiswa.
Pertemuan
ketiga pada hari Kamis tanggal 27 September 2018, mahasiswa S2 Pendidikan
Matematika Tahun 2018 Kelas B di lantai 4 Gedung Baru Pascasarjana Ruang 2
dalam mata kuliah filsafat ilmu.
Kuasa
Tuhan dapat menjawab filsafat. Contohnya seperti tidak punya uang, lapar, dan
mengantuk adalah kuasa Tuhan. Batuk kemudian menggunakan masker adalah salah
satu contoh dari good behavior. Jaman
dulu menggunakan masker justru merasa malu kalau ketahuan sedang sakit. Justru
menjadi munafik karena menyebarkan virus. Sesungguhnya sakit adalah suatu titik
dimana derajat dinaikan oleh Allah SWT. Ada budaya yang orang tidak paham tapi
melakukannya padahal tidak cermat. Contohnya adalah orang jawa di
kampung-kampung memakai baju adat atau baju tradisional saat ada resepsi.
Ibu-ibu yang mengipasi dirinya dengan kipas. Jika diperhatikan betul secara
psikologis dan realitasnya, artinya adalah “ambillah udara disekitar ini buat
kamu” kepada orang lain. Sebenarnya hal tersebut adalah bad behavior karena tidak semua orang menyukainya. Jika merasa
gerah, maka gerahnya sama-sama dengan yang lainnya. Contoh lain dari bad behavior adalah merokok. Tidak semua
orang menyukai asap rokok. Ada yang tidak bisa merokok dan menggunakan rokok
hanya untuk bergaya saja. Banyak anak kecil terkena pengaruh rokok biasanya
karena ingin mencari jati diri.
Suatu ketika spiritual
Pak Marsigit merasa dalam tingkat yang tertinggi kemudian sholat berjamaah di
masjid. Hal tersebut termasuk bagian dari mencari jati diri. Setelah sholat
subuh melakukan sholat sunnah padahal tidak ada tuntunannya dalam Islam.
Mencari jati diri sampai tuapun juga masih bisa terjadi.
Contoh lain suatu ketika
ada orang yang baru saja menunaikan ibadah haji dan ada tetangganya yang
meninggal. Diberikan kepercayaan oleh yuang lainnya untuk memimpin sholat jenazah.
Karena untuk mencari jati diri, orang itu mau melakukannya tapi tidak memahami
dengan betul hingga melakukan sujud saat memimpin sholat jenazah. Saat salah
hanya bisa menyalahkan orang lain yang menyuruhnya memimpin sholat jenazah.
Hidup selalu mencari jati diri dan selalu belajar.
Setelah dimulai dengan
pengantar, perkuliahan dimulai dengan membaca basmallah. Kemudian dilanjutkan
dengan menyiapkan selembar kertas yang akan digunakan untuk Tes Jawab Singkat.
Tes Jawab Singkat Kedua memuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1.
Apa sebab?
2.
Sebab apa?
3.
Mengapa sebab?
4.
Sebab mengapa?
5.
Bagaimana sebab?
6.
Sebab bagimana?
7.
Dimana sebab?
8.
Sebab dimana?
9.
Bagaimana mengapa?
10.
Mengapa bagaimana?
11.
Mengapa dimana?
12.
Dimana mengapa?
13.
Apa akibat?
14.
Akibat apa?
15.
Sebab akibat?
16.
Akibat sebab?
17.
Akibat akibat?
18.
Sebab sebab?
19.
Dimana akibat?
20.
Akibat dimana?
21.
Sebab sebab sebab?
jawaban :
1.
Apa sebab? Ã Sebab
2.
Sebab apa? Ã Sebab
3.
Mengapa sebab? Ã
Sebab
4.
Sebab mengapa? Ã
Sebab
5.
Bagaimana sebab? Ã
Mengada
6.
Sebab bagimana? Ã
Sebab
7.
Dimana sebab? Ã
Pikiran
8.
Sebab dimana? Ã
Sebab
9.
Bagaimana mengapa? Ã
Mengada
10.
Mengapa bagaimana? Ã
Sebab
11.
Mengapa dimana? Ã
Sebab
12.
Dimana mengapa? Ã
Pikiran
13.
Apa akibat? Ã Mengada
14.
Akibat apa? Ã Sebab
15.
Sebab akibat? Ã
Sebab
16.
Akibat sebab? Ã
Akibat
17.
Akibat akibat? Ã
Akibat
18.
Dimana akibat? Ã
Pikiran
19.
Akibat dimana? Ã
Akibat
20.
Sebab sebab sebab? Ã
Sebab
Objek
filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada, karena filsafat itu merupakan
olah pikir maka yang mungkin ada dimaksudkan yang ada dalam pikiran. Kita
mengetahui sedikit yang ada dalam pikiran kita, satu diantara semiliar pangkat
semiliar dari keseluruhan yang mungkin ada yang bisa kita pikirkan. Atau juga
yang ada dan yang mungkin ada di dalam hati. Dalam spiritual, yang ada dan yang
mungkin ada di dalam hati. Permasalahan dalam filsafat hanya ada 2 macam, yaitu
: bagaimana kamu bisa menjelaskan yang ada dalam pikiranmu, dan bagaimana kamu
mengerti apa yang di luar pikiranmu. Sejak zaman Socrates dari 200 tahun yang
lalu, terbukti tidak ada orang yang mampu melakukannya. Yang ada adalah semua orang atau
sebagian orang mengaku merasa mengerti. Belajar berfilsafat adalah memposisikan
diri dan mendudukan kembali kesadaran manusia yang sudah merasa mengerti
sebetul-betulnya hanya sebagian.
Persoalan
hidup yang utama filosofis adalah dikarenakan manusia tidak paham keseluruhan,
manusia hanya paham sebagian. Maka parsialitas hidup sebagian itu adalah tempat
godaan setan
terhadap manusia melalui sifat manusia yang tidak sempurna yaitu berbicara
parsial, memikirkan parsial, dan mendengarkan parsial.
Pertanyaan
pertama dari anonim
“Mengapa Bapak membuat
pertanyaan semacam itu?” (Dalam Tes Jawab Singkat)
Jawaban
dari Pak Marsigit adalah objek filsafat meliputi yang ada dan yang mungkin ada.
Objek filsafat bisa disebut juga objek formal dan objek material. Maka
sebenar-benar berfilsafat, sebenar-benar olah pikir dan sebenar-benar orang
belajar adalah mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada di dalam pikiran. Alasan dari “Mengapa Bapak membuat
pertanyaan semacam itu? (Tes Jawab Singkat)” adalah karena ingin menyadarkan
atau mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada dalam suatu persoalan.
Ketelitian pikiran seperti “apa sebab?”, sebab dari kata sebab yang berarti
sebab. Sehingga apa yang ada di dunia ini adalah sebab.
Sebab
dari suatu sebab adalah sebab. Karena semua yang ada di dunia ini adalah sebab.
Ada sebab primer dan sebab sekunder, sedangkan sebab yang utam dan pertama
adalah Allah SWT. Ada
sebab primer dan sebab sekunder. Ada sebab utama dan sebab yang pertama yaitu
Allah SWT karena tidak ada sebab lagi yang mendahului-Nya. Setelah itu semua
ciptaan adalah sebab.
Bisa
saja menjawab akibat atau sebab dan bisa saja menjawab ada. Ada apa? Ada sebab.
Contoh apa itu akibat? Bisa saja dikatakan ada. Agar lebih bermakna (karena
filsafat naik turun atau sesuai dengan tujuan mengenalkan adanya kata-kata
akibat, sebab dan sebagainya), jawabannya bisa pengada.
Bagaimana
mengapa? Bagaimana adalah proses. Proses dalam filsafat yang substantif,
ontologis, , dan hakiki semua proses adalah mengada. Mengada dari ada menjadi
pengada. Semua yang adalah pengada. Semua yang ada adalah mengada. Semua yang
ada adalah ada.
Mengapa
berulang-ulang? Ini karena aturan. Aturan hirarkisnya adalah ada, mengada,
kemudian baru pengada. Pengada itu hasil. Semuanya bisa dibolak-balik karena
ingin membuat bingung pikiran untuk pembelajaran. Jika sudah pasti justru sulit
belajar filsafat, maka belajar.
Belajar filsafat adalah membongkar sesuatu yang sudah jelas di dalam pikiran
manusia. Kebanyakan pikiran manusia terperangkap di dalam mitos. Mitos
merupakan lawan dari logos. Logos itu berpikir atau berfilsafat. Sehingga mitos
dapat disimpulkan tidak berpikir. Maka sebenar-benarnya hidup adalah mitos dan
logos.
Anak
kecil belajar menggunakan mitos dimana mengerjakan sesuatu dimana kita tidak
mengerti. Seperti kita menyuapi anak kecil, bermain dengan anak kecil dan
sebagainya. Anak kecil tidak paham dengan apa yang kita lakukan.
Naik
ketingkat spiritual, mitos bukanlah mitos tetapi keyakinan yang harus diterima
dalam yakin kita. Salah ruang dan salah waktu atau mempelajari filsafat
sepenggal-sepenggal bisa berbahaya karena bisa berbeda makna. Filsafat tidak
bisa dipadatkan dan dipercepat.
Jika
anak kecil memakai logos, maka tidak adakan bisa terlaksana. Contohnya saat
kita akan memberi makan anak kecil, kita mengharuskan anak kecil untuk tahu apa
itu makan terlebih dahulu. Hal tersebut tentu tidak bisa dilakukan kepada anak
kecil karena bisa kelaparan.
Dari
yang problem solver justru bisa
menjadi problem maker bila balajar filsafat
secara tidak utuh. Hidup juga ada pilihan antara problem solver atau problem
maker. Harus terus berikhtiar karena tidak ada barang yang ada di dunia
selalu terwujud.
Pertanyaan
kedua dari anonim
“Apakah semua pertanyaan
punya jawabannya?”
Jawaban
dari Pak Marsigit adalah semua pertanyaan pasti punya jawaban tapi tidak selalu
harus dijawab. Sebenar-benarnya hidup adalah pertanyaan. Semua itu pertanyaan
dan semua adalah jawaban. Tapi tidak semua pertanyaan harus dijawab dan tidak
semua jawaban itu harus diucapkan. Didiamkan saja sudah merupakan jawaban.
Contoh ada mahasiswa dari luar negeri dan mendapat beasiswa sebanyak 15 orang.
Beasiswanya meliputi kuliah gratis dan biaya-biaya yang lainnya bisa dipikirkan
sendiri tapi ada yang mengirim e-mail kepada Pak Marsigit berterimakasih telah
memberikan beasiswa dan mohon minta bantuan dana untuk tinggal di Indonesia
bersama dengan istrinya. Oleh Pak Marsigit tidak dijawab yang artinya tidak
menjawabpun merupakan jawaban. Tidak setuju dengan filsafat adalah berfilsafat.
Anti filsafat itu filsafat. Filsafatnya dalah antifilsafat. Karena tidak mau
berpikir maka juga berpikir.
Alat
yang dipakai untuk belajar filsafat adalah bahasa analog. Analog itu tidak
sekedar sama tapi analog itu komformitas dua keadaan atau dua dunia. Postingan
pada blog Pak Marsigit kadang-kadang sulit dipahami karena menggunakan bahasa
analog.
Jika
menunjuk hati, maka maksudnya banyak. Hati bisa cintaku, bisa imanku, bisa
perasaanku, bisa akhiratku, bisa akidahku, bisa kuasa Tuhan melalui hati. Jika
hati akhirat maka selain hati adalah pikiran. Pikiran adalah dunia.
Bagaimana
bisa membangun dunia dan akhirat? Berfilsafat itu menggunaan solusi.
Berfilsafat itu berpikir menggunakan bahasa logos. Seperti semut membangun
dunia menggunakan lumpur untuk membuat rumah, ikan menggunakan air untuk
membangun dunia, tukang menggunakan bata untuk membangun dunia, dan hati kita
membangun dunia dan akhirat menggunakan hati.
Filsafat
menggunakan pikiran dan bahasa. Caranya adalah cukup dengan A dan bukan A. A
itu bisa semuanya seperti pulpen dan air. Bukan A itu seperti bukan pulpen dan
bukan air. Dunia dan akhirat adalah air dan bukan air. Bukan air bisa saja
neraka, bisa saja Tuhan, bisa saja ayat suci. Tertangkap semua disana dan tidak
ada yang tersisa. Pak Marsigit juga bukan air. Sehingga dunia dan akhirat ini
bisa Pak Marsigit dan bukan Pak Marsigit.
Setiap
ada dan yang bukan ada sudah bisa membangun dunia. Seorang filsafat harus bisa
berpikir dengan mudah untuk membangun dunia tanpa berdarah-darah (berjuang).
Hanya saja Pak Marsigit melihat sebagian besar tidak sedang dalam keadaan
hidup. Apa hidup itu? Hidupnya batu, artinya kena air bisa pecah dan mengecil.
Batu kecil juga bisa menjadi batu besar saat terendam lumpur. Hal tersebut
merupakan hal yang sedang hidup.
Contoh
lain adalah ada tetangga yang meninggal dunia karena tukang tapi tidak ada
pekerjaan dan hanya di rumah saja tidak berangkat. Sebenar-benarnya tetangga
tapi sudah meninggal dunia karena sedang tidak bekerja sesuai pekerjaannya. Ada
pula tetangga yang meninggal dunia karena pedagang tapi tidak punya modal. Baju
dan jilbab juga bisa meninggal dunia karena sudah lama tidak digunakan dan
hanya disimpan saja di lemari. Perusahaan juga bisa meninggal dunia karena
logonya sudah terkelupas. Gunung juga bisa meninggal dunia karena sudah tidak
dapat meletus lagi.
Dalam
berfilsafat itu adalah berpikir. Orang-orang yang sedang tidak berpikir adalah
mayat-mayat yang berjalan. Seperti mahasiswa yang belum lulus Toefl tapi ingin
lulus yudisium sehingga seperti mayat hidup.
Jika
ditingkatkan dalam spiritual, maka bisa dicontohkan sebagai orang-orang yang
menaiki motor. Orang-orang tersebut adalah mayat hidup karena sedang berkendara
dalam keadaan tidak berdoa. Orang-orang yang sedang melakukan ibadah haji di
Makah juga merupakan mayat karena lupa dan bersendau gurau dalam
melaksanakannya.
Matinya
spiritualitas adalah tidak berdoa. Matinya seorang ibu adalah tidak merawat
bayinya. Matinya sebuah motor adalah saat dihidupkan tidak dapat menyala. Manusia sebenarnya terancam kematian mulai dari fisik
sampai hati.
Berfilsafat
harus cerdas. Orang cerdas banyak yang tidak disukai orang terutama penguasa.
Karena jika penguasa korupsi maka bisa ketahuan.
Definisi
hidup dan mati adalah pikiran manusia. Jika ingin absolutely
maka lari ke kitab suci. Contoh di Al-Qur’an, apa yang tertulis disana terkait
hidup dan mati.
Pertanyaan
ketiga dari anonim
“Apakah kalau ‘dimana’
jawabannya selalu ‘pikiran’?”
Jawaban
dari Pak Marsigit adalah belum tentu. Dihati juga bisa dihati. Karena
berfilsafat harus dipikiran dulu. Setelah itu boleh di hati. Pikiran berada
disetiap yang ada yang bisa dipikirkan. Contoh sedang memikirkan orang tua maka
pikiran sedang di orang tua. Pikiran ada disetiap objek pikir yang bisa
dipikirkan.
Hati
ada di setiap titik yang bisa dirasakan. Rasa secara analog bisa didoakan.
Contoh hatiku ada di Palestina artinya sedang merasakan dan sedang berdoa untuk
orang Palestina, hatiku ada di Korea karena mendoakan kedamaian di Korea,
hatiku ada di para astronot karena mendoakan para astronot, dan lain
sebagainya.
Metode
berpikir filsafat adalah mendalam-dalamkan sampai sedalam-dalamnya. Tidak bisa
terjangkau lagi oleh pikiran walaupun sangat kecil dan sangat ringan bagi orang
lain. Memperluas seluas-luasnya sampai tidak mampu menjangkaunya dalam pikiran
walau bagai orang lain sangat sempit karena filsafat itu dirimu. Filsafat itu
bacaanmu. Filsafat itu kata-katamu. Filsafat itu penjelasanmu. Maka, kuliah ini
mempersilakan untuk berfilsafat sehingga bacalah dan buat comment di blog karena saat itulah sedang berfilsafat.
Pak
Marsigit tidak interfensi dan dipersilakan komentar secara bebas. Tidak perlu
khawatir salah berbicara tetapi komentar yang berkualitas buruk, berbahaya, dan
terancam kematian adalah menulis komentar tanpa berpikir dan tidak mengerti
seperti hanya copy paste. Terancam
mati bisa dari batu sampai langit. Mulai dari bentuk fisik sampai hatinya
terancam kematian.
Pertanyaan
keempat dari anonim
“Apakah diam itu good behavior?”
Jawaban
dari Pak Marsigit adalah diamnya siapa? Matinya siapa? Mayatnya siapa? Diam
pikiran, ramai dalam kesepian. Walaupun Pak Marsigit bertemu dengan orang
banyak di Pascasarjana, tetapi hatinya sebenarnya sedang kesepian karena tidak
ada teman yang bisa diajak berbicara filsafat.
Sebenar-benarnya
diam, sebenarnya tidak diam. Diam absolut hanya milik Allah SWT.
Sebenar-benarnya manusia hanya bisa berikhtiar dan berusaha diam tapi tidak
akan bisa diam. Orang mati juga tidak bisa diam karena hanya menumpang pada
bumi dan bumi bergerak. Sehingga mayat-mayat seperti melakukan perjalanan
berputar pada poros bumi dan mengelilingi matahari. Jika mayat-mayat diam
justru semakin menjauh dari kita karena kita yang berjalan. Ketika pulang
melewati kuburan kemudian melewatinya lagi dilain hari, artinya membersamai
melakukan perjalanan berputar pada poros bumi dan mengelilingi matahari.
Dua
jet tempur yang memiliki kecepatan hingga 2.000 km/jam termasuk diam karena
pilotnya bisa mengelilingi dunia hanya dengan 2 jam. Diam itu tergantung. Jika
dua benda melakukan perjalanan dengan kecepatan yang sama maka dinamakan diam.
Bernafas
dalam dengan bernafas pendek kecepatannya berbeda sehingga tidak diam. Para
mayat diam terhadap perjalanan manusia yang masih hidup. Tapi terhadap alam
semesta, semua makhluk hidup melakukan perjalanan. Jika terhadap alam semesta
mayat diam, maka tertinggal dari kita dan tercabut dari bumi.
Seperti
gelas minum berarti diam karena memiliki kecepatan berputar terhadap bumi dan
mengelilingi matahari yang sama dengan manusia. Jika tidak diam maka manusia
tidak akan bisa minum air yang ada di gelas dengan mudah.
Air
bisa masuk ke tangki karena kecepatannya sama. Jet tempur bisa diisi bahan bakar dengan tangki udara
karena kecepatannya sama.
Ketika ada pertanyaan apakah diam itu baik? Jawaban
dari Pak Marsigit adalah pertanyaan tersebut adalah pertanyaan orang awam.
Seperti sedang didiamkan istrinya. Itu adalah kehidupan orang awam.
Pertanyaan
kelima
dari Luthfannisa
“Mengapa filsafat
menggoyahkan yang mantap menjadi tidak mantap?”
Kehidupan berfilsafat menggunakan
ilmu. Pak Marsigit bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan karena menggunakan
fisika sehingga belajar metafisika. Contoh metafisika bisa melalui warna
handphone Pak Marsigit. Semuanya menjawab hitam padahal semuanya salah dan
tidak ada yang menyadarinya. Ilmu fisika mengatakan, warna adalah gelombang
pantulan dari benda karena sinar. Tapi yang sebenar-benarnya warna adalah milik
yang terserap dari benda itu yang tidak dipantulkan. Maka warna hitam
sebenarnya adalah pantulan dari cahaya yang memasuki mata. Apa yang dipantulkan
kemata bukan warnanya melainkan yang terserap dari benda. Jadi warna handphone
Pak Marsigit adalah selain hitam.
Manusia
pada hakekatnya dalam keadaan merugi karena salah tapi sebagian kecil dari
mereka mengetahui kesalahannya. Berfilsafat merefleksikan diri dan bukan diri.
Diri dan yang lainnya.
Karena sebenarnya yang mantap itu sudah
berupa menjadi mayat akibat tidak berpikir lagi. Berfilsafat adalah olah pikir
yang sebenar-benarnya. Seperti warna handphone tadi, jika mantap mengatakan
berwarna hitam maka tidak berpikir. Itulah mengapa manusia sering terperangkap
oleh mitos.
Pikiran
kacau sedang mengalami disorientasi. Filsafat
adalah sopan santun. Filsafat adalah kedudukan. Filsafat adalah adab. Filsafat
adalah derajat. Untuk memperolah derajat yang tinggi, maka raihlah maghfirah,
sakina, mawadah, dan warahmah. Hidup harus semangat agar tidak terancam
kematian. Sebenar-benarnya mayat, sudah tidak berfungsi seperti dengan
fungsinya. Itulah keterbatasan manusia.
Pertanyaan
keenam
dari Deden Hidayat
“Bagaimana resep dari Pak
Marsigit agar tidak mudah mengeluh?”
Jawaban
dari Pak Marsigit adalah salah satu agar tidak mudah mengeluh adalah banyak
ilmu. Ilmu itu dalam zikir atau ilmu dalam hati. Semua itu resep. Seperti resep
nasi goreng, hanya ada satu tapi bisa dibuat 1000. Resep itu diatas, dilangit
dan yang 1000 ada di bumi. Semua itu bayangan dari pikiran dan hati. Jika
dinaikan, maka bayangan adalah kuasa Tuhan.
Engkau
disini karena bayangan diterima di UNY S2. Daftar diinternet (tercantum di
langit) lalu turun sampai di ruangan ini duduk melingkar yang berupa bayangan
dari kegiatan PMB yang ada di langit. Dunia ini adalah yang engkau pikirkan.
Jika berpikir dunia baik dalam pikiran yang baik, maka baiklah dunia itu. Jika
pikiran buruk, maka buruklah melihat dunia itu.
Aku
ada di Jakarta dan kamu juga ada di jakarta. Masing-masing mempunyai penilaian
yang berbeda seperti menilai Jakarta. Jika Pak Marsigit menilai Jakarta 100,
maka 100 lah Jakarta itu. Dalam spiritual, semuanya tergantung dari niatnya
atau motifnya. Niat atau motif mengalahkan ilmu atau pikiran.
Niat
atau motif di dalam hati. Hati menguasai pikiran. Maka, niat dalam hati
dinaikan menjadi strategi, menjadi motif, tujuan, bersama-sama menjadi politik.
Seperti dalam politik nasional bisa memilih Prabowo atau Jokowi. Jika ingin
memilih Prabowo, maka baiklah Prabowo dan buruklah Jokowi. Jika ingin memilih
Jokowi, maka baiklah Jokowi dan buruklah Prabowo. Dari pada begitu, jika Pak
Marsigit akan menghindari hal semacam itu karena pasti akan terbelah. Seperti
seorang kyai sebaiknya tidak berbicara masalah politik kecuali berpikir secara
parsial. Dalam artinya dunia Jokowi separuh dan Prabowo separuh.
Hidup
yang bahagia menurut versi filsafat yaitu kerjakan apa yang kamu pikirkan,
pikirkan apa yang kamu kerjakan, doakan apa yang kamu kerjakan, doakan apa yang
kamu pikirkan, dan doakan apa yang kamu doakan. Doa juga kamu doakan.
Dosen
yang tidak mengerti jadwal juga bisa mengancam kematian. Kematian bisa
dimana-mana dan sisanya adalah kehidupan.
Perkuliahan selesai dan
diakhiri dengan penutup dan membaca hamdalah bersama bagi yang menganut agama
Islam.
Perkuliahan di buka dengan salam dan doa
seperti biasa. Mahasiswa diperintahkan untuk mengeuarkan kertas seperti biasa.
Kemudian menjawab pertanyaan dari bapak
1.Mengapa terkejut?
2.Kenapa jatuh?
3.Anda melihat apa?
4.Anda mendengar apa?
5.Anda memikirkan apa?
6.Anda menyentuh apa?
7.Anda merasakan apa?
8.Anda memikirkan apa?
9.Siapa anda?
10.Siapa mereka?
11.Siapa diriku?
12.Apakah ini?
13.Siapa selain kamu?
14.Siapa selain diriku?
15.Apalah artinya?
16.Bolehkah?
17.Loh
18.Wadaw
19.Asyik
20.Wahai
Kertas jawaban ditukarkan kepada teman di
sebelah atau belakang mahasiswa.
Bapak bertanya Besse yang mana Besse?
Saya hafal kamu karena jawaban kamu
cenderung singkat-singkat. Filsafat adalah penjelasanmu. Semakin banyakpun
belum cukup, tidak ada orang yang betul-betul menjelaskan. Yang benar adalah
hanya berusaha, semakin banyak semakin baik. Semakin sedikit, semakin anda
mendekati kematian. Jika saya melihat kamu dalam komen-komen saya itu, sudah
terancam kematian. Kematian itu dalam pengertian yang sedalam-dalamnya dan
seluas-luasnya. Mati itu apa? Tidak sesuai ruang dan waktu itu juga mati.
Misalnya orang jawa,
orang timur itu ada resepsi, ini mentang-mentang sok selebritis, jagoan
kampung, preman toh. Maunya sudah pada kerja, duduk di depan sendiri, sama si
penerima makanya tau diri kalo masih muda ya duduknya di belakang. Meskipun
pejabat, Itu harus tau diri,saya ini anak muda, kalo anak muda, dari sisi
filsafatnya, sisi tata kramanya, mate dia, gitu. Tadi ya mati apa? Ya mati tata
kramanya. Gitu loh. Jadi, mati itu meliputi semua dan yang mungkin ada.
Baik, pertama
Lanjut ke jawaban pertanyaan-pertanyaan di
atas,
1.Mengapa terkejut?
Jawabannya adalah karena tidak harmoni
2.Mengapa jatuh?
Jawabannya jatuh pada.
3.Anda melihat apa?
Jawabannya bayang-bayang atau bayangan
4.Anda mendengar apa?
Jawabannya bayangan
5.Anda memikirkan apa?
Jawabannya bayangan
6.Anda menyentuh apa?
Jawabannya bayangan
7.Anda merasakan apa?
Jawabannya bayangan
8.Anda memikirkan apa?
Jawabannya bayangan
Jadi, nomor 3 sampai 8 itu jawabannya
adalah bayangan.
9.Siapa anda?
Jawabannya tesis
10.Siapa mereka?
Jawabannya tesis
11.Siapa diriku?
Jawabannya tesis. Ya memang jawabannya
lagi suka tesis.ihiyyha. Omongan saya ini setiap saat bisa masuk pertanyaan
juga ini. Alhamdulillah, punya direktur kreatif ya. Dulu saya itu paling nakal
loh. Di tempat saya paling nakal. Direktur itu stress nyari solusi. Kalo ga
stress ya ga berprestasi. Kuliah mencapai s1 itu mah stress.
12.Apakah ini?
Jawabannya tesis
13.Siapa selain kamu?
Jawabannya anti tesis
14. Siapa selain diriku?
Jawabannya anti tesis
15. Apalah artinya?
Jawabannya metafisik. Apa artinya itu
metafisik, Makna dari segala hal itu adalah metafisiknya atau makna
disebaliknya.
16. Bolehkah?
Jawabannya ruang dan waktu, semuanya boleh
tergantung ruang dan waktunya. Semua ga boleh tergantung ruang dan waktunya.
17. Loh
Jawabannya tak sehat. Semua keheranan,
keterkejutan itu tidak sehat. Yang sehat itu smoot. Filsafat itu smoot.
Keterkejutan, bikin kejutan itu tidak sehat. Distraktif, tidak harmonis.
18. Wadaw
Jawabannya tidak sehat
19. Asyik
Jawabannya pengada, karena dia hasil dari
pada proses. Orang yang mengatakan asyiikk, itu berdasarkan proses yang tarjadi
di depannya aatau sebelumnya
20. Wahai
Jawabannya determin. Menjatuhkan sifat
kepada yang lain. Maka sebenar-benarnya hidup adalah determin. Tak akan ada
hidup jika tidak jatuh pada. Kamu bisa lahir ke dunia ini karena bapak mu jatuh
pada ibu mu. Tujuan hidup itu, pada hakikatnya jatuh pada atau determin. Maka
lahirlah paham determinisme. Orang yang suka menjatuhkan sifat. Eh kamu, tukang
tarlambat, terlambat baru sekali dikatakan tukang tarlambat, jadi saya
menjatuhkan sifat pada dia. Sudah ku cap, ku klaim dia sebagai orang yang
tukang tarlambat. Dosa saya. Saya direktur, ada yang datang minta tanda tangan.
Saya menentukan nasib orang lain, jatuh pada, aku tanda tangan itu, apa?
Keikhlasan saya itu jatuh pada bahwa kamu itu siap mengikuti yudisium, tanda
tangan jatuh pada.
Jangan dikira, kamu bernafas saja itu
oksigen jatuh pada darah mu.itu diparu-paru. Kamu minum, Makan, karbohidrat
jatuh pada darahmu. Mekanisme, dibikin tuhan. Walaupun saya pertanyaannya Cuma
wahai, tapi itu aliran filsafat itu. jangan di kira.
Apa ada yang tidak nol nilainya? Ada gak,
yang tidak nol? Nol semua? Alhamdulillah. Berhasil saya.
Jadi setiap gerakan ku itu adalah aliran
filsafat. Maka Pak marsigit itu filsafatnya itu adalah metafisik. Trans.
Beyond. Filsafat, Kalo dosen baru ya, Menurut sokrates, filsafat adalah jawab
anak-anak. Mahasiswa kok anak-anak. Tengok yang lain-lainnya bagaimana
perbandingan perbedaan pembelajaran. Menurut saya, filsafat adalah diriku
sendiri. Engkau yang sedang menjelaskan itulah engkau sedang berfilsafat.
Mengapa mesti engkau sedang menjelaskan engkau terkoneksi pak marsigit.
Silahkan ngomong sendiri, aku memfasilitasi supaya kamu bisa
berfilsafat. Gituloh maksudnya. Mau
ngomong apa saja silahkan. Supaya tidak terancam kematian.
Saya itu haus, tapi saya tidak mau minum,
gara-gara malu, itu tandanya saya terancam kematian.
Kemudian kertas dikembalikan dan mahasiswa
disuruh untuk membuat pertanyaan. Pertanyaannya satu saja. Hari ini hari apa?
Kamis. Kamis depan saya ke Thailand. Aku sebetulnya tidak mau ikut-ikut yang
kayak begitu, tapi harus e. karena apa? Kalo orang yang sudah tua seperti saya
ancamannya apa? Ancamannya lupa, tertinggal,gitu. Kalo pergi dengan istri ada
yang mengingatkan. Kalo sendirian, ya rombongan sih, ada pak rektor.
Sudah ikhlas ini nol semua? ga Ada yang
protes? Ini ada menjawab salah, itu betul. Karena memang disengaja sama
dosennya biar membuat jawaban yang salah. Supaya apa? Supaya memaknai,
memahami, menyadari. Jadi belajar filsafat itu jangan terlalu ikut ego.
Jadi anda menjawab salah itu betul, karena
memang disengaja oleh dosennya biar jawabanny salah. Supaya memaknai, memahami,
menyadari. jadi belajar itu jangan terlalu ego, siap untuk ber rekonstruksi
pikiran kita yang lama, goyang goyang goyang, , untuk mencari ilmu yang bagus,
untuk memperoleh konsep yang bagus. Itu tadi besse rahmi ya, Besse itu artinya
apa mbak?”
Mahasiswa :” besse itu marga pak”
Kemarin nilainya 10, sekarang 0 lagi.
Berdasar saksi yang ada, sah sah ya? Ini ada yang pernah dilamar? Siapa yang
pernah dilamar? Oleh seorang perjaka? Belum ada ya di antara kamu, saya sering
berkali-kali melamar, ya melamarkan anak saya, melamarkan ponakan. Orang jawa
itu ada kalimat yang pas melamar itu harus ada. dulu-dulu gak ingat sekarang
lupa. Ada yang Bahasa jawa, ini ya yang lain kalau gak paham saya bahasakan
Indonesia, tapi yang itu tetap Bahasa Jawa , gini ‘saya dari jauh ingin datang ke
sini, pertama-tama silaturahim, yang kedua ngebun-ebun enjang anjejawah sonten
‘, kalo di Indonesiakan jadinya embun turun di pagi hari dan hujan turun di
sore hari. Artinya ya memang embun itu jadinya di pagi hari dan memang hujan di
sore hari. Bahwa yang namanya laki-laki dan perempuan itu menikah ya Sunnah
Rasul, jangan ditertawakan jangan heran. Ibarat kendaraan itu roda sama bodi ya
harus ada sokbreker, menjadi sokbreker antara satu keadaan dengan keadaan yang
lain. Dulu waktu saya akan menikah dengan istri saya, istri saya kan asli
madiun jawa timur, saya kan jawa tengah, saya semalam sebelumnya ya sudah ke
sana, tidur di tetangganya sana, supaya perasaan itu tenang, keluarganya
tenang, dan yang dinikahkan itu sudah ada. yang di video itu, perempuan beuhhh…
guling-guling histeris, sudah mau nikah, eh suaminya malah belum datang, dari
luar jawa lagi. Maka di Jawa itu ada aturannya,sebelum acara besok, satu hari
sebelumnya calon suami dan keluarga harus sudah ada di dekat rumah calon
mempelai wanita.
Saya jelaskan ujian tadi ya:
Itu tadi determin, tak
sehat. Wadaw terkejut, jadi filsafat itu sama seperti orang jawa itu
keterkejutan, kaget, ketidak pahaman itu musuh filsafat. Orang jawa
mementingkan harmoni, hidup itu harmoni. Kalau anda suka kejutan mah anak-anak,
“besok ulang tahun kakek, kita bikin kejutan yuk”, cucu ngasih kejutan ke kakek
umur 77 malah dikasih mercon, bukannya malah terkejut malah terkejutnya tewas.
Itu mau ngasih kejutan atau membunuh. Kalau masih anak muda mah suka
“keterkejutan” itu,bagian daripada observasi dunia itu ingin terkejut. kalau
bagi kakek-kakeh mah gak suka udah ada penyakit jantung, lain-lain. Makanya
saya juga gak suka ditelpon, karena telpon itu sebetulnya darurat,
keterkejutan. Suasanya mesti terkejut, saya kemarin daribengkulu, ada seorang
tua tapi dosen di sana. Direktur pasca di sana. Telepon saya,”(blab la bla)”,
lalu telpon lagi ”saya sedang rapat” terus saya silent, terus telpon lagi “pak,
wa saja karena saya silent”. Terus pas sudah di rumah, telpon lagi dia, sudah
jaman sekarang suka maksa orang buat dengerin, iya kalau suka menerima
pembicaraan. Determin itu seperti suka dunia itu seperti diriku nah itu namanya
determin, itu ego. Jaman sekarang bisa wa, sms, tengah malam bisa, bacanya bisa
paginya. Menunjuk itu determin, determin itu jatuhnya suatu sifat ke sifat yang
lain. Dunia itu ya seperti itu aja. Eh kamu memandang kepada saya, berarti kamu
sedang menjatuhkan sifat kepada saya. Tak kasih pajak nanti kalau melihat
kediriku. Pajak perasaan, eh kamu memikirkan saya ya, kamu kena pajak
memikirkan. Memikir pun determin, melihat pun determin, aku melihat tembok maka
aku menjatuhkan sifat ke tembok itu. Tuhan menjatuhkan sifatnya yang Ar-Rahman
dan Ar-Rohim maka terciptalah dunia ini. Jatuhnya oksigen ke darah itu
determin, persis seperti engkau melihat saya dalam filsafat kedudukannya sama
dengan gempa bumi di Palu. Yang cowok-cowok hati-hati saat melihat cewek,
melihatnya kayak mau dimakan, udah gempa bumi poso itu. Ada mahasiswa yang
takut sama dosen itu sudah gempa bumi. Determin itu “jatuh pada”. Kamu melihat
saya itu seperti lempengan Australia jatuh ke lempengan Asia, gempa 7.7 SL.
Kedudukannya juga sama seperti kamu tadi pagi, memakai lisptik, ini ada getaran
apa ini? Eh lipstik, getarannya semakin kenceng hingga tsunami. Jatuhnya
lipstik pada bibir itu ya jadi gempa itu determin. Maha Determin itu Allah SWT.
Determin dalam ilmu sosial itu otoriter, orang yang otoriter itu keliatan dari
raut wajahnya, ya jelas orang wajahnya merengut. Maka, determin itu ada
berjenjang, maka godaan yang paling besar pada pejabat adalah determin. Di
dalam jawa, pewayangan, pasti seorang raja pun begitu mana ada melihat rajanya
menengadahkan wajah lansung melihat rajanya, itu namanya determin yg salah. Wa
kepada saya itu determin, pak “memperingatkan”, yang wajib memperingatkan itu
yang tua kepada yang muda. “pak, memperingatkan besok ada kuliah”, itu belum
paham filsafat, ya tidak apa-apa. Gak lazim semut memperingatkan harimau, ini
bahasa analog, analog itu bisa saja mahasiswa diibaratkan kelinci, dan
direkturnya itu harimau. Ayam itu dewanya cacing. Karena ayam mengerti tentang
cacing, tetapi cacing tidak mengerti tentang ayam. Kemanapun cacing itu pergi,
ayam itu mengerti, tapi coba ayam mau buang kecil, apa cacing itu ngerti yang
dibayangkan seperti dewa shiwa, dewa matahari dll semua itu nenek moyang kita.
Ada pejabat , ada Presiden, besok turunan ke 50an nanti ada dewa Jokowi, ada
dewa Prabowo, direktur pascasarjana ada dewa Bathoro Marsigit, di Sulawesi ada
dewa Bathoro Vano, ntah kerjaannya apa. Mudah-mudahan tidak loh mas. Jadi, S1,
S2, S3 itu semuanya belum paham, dimensi, tata karma, adatnya. Seperti mas
Darwis, gapapa aku maklumi, sabar. Terus bagaimana pak? Ya bisa saja
“Alhamdulillah pak, barokah, besok ada kuliah bapak”. Sama saja seperti
memperingatkan. “Bapak besok harus hadir loh, awas!” itu sudah angkat senjata,
perang itu juga determin. Kalau sama orangtua jangan memperingatkan seperti
itu. Siapa yang orang jawa di sini? Oke, saya tanya ya , spontan ya jawabanmu,
“maaf mbak, nganu saya terlambat”, wes langsung kamu jawab apa?”
Mahasiswa 1 : “tidak apa-apa”
Mahasiswa 2:”mboten nopo-nopo”
Mahasiswa 3:”gak apa-apa”
Mahasiswa 4:”iya”
Jawa pinggiran itu jawabannya gitu, orang
jawa gak tau Bahasa jawa. Ada dosen baru, trus ada dosen paling senior tidak
bisa datang ke rumah saya. Besoknya, ketemu dan beliau berkata “Pak Marsigit,
maaf ya kemarin saya tidak bisa datang.”, kemudian saya jawab “mboten nopo-nopo
pak”, beliau menyahut “mboten nopo-nopo, mboten nopo-nopo”(boto nopo”, kata
seorang dewa kepada bawahannya), jawaban yang seharusnnya iya pak,
Alhamdduliillah acaranya berjalan lancar.
Terima kasih dek (sama-sama artinya
persamaan derajat) seharusnya “terima kasih kembali’
Siapa dirimu/aku (tesis), bukan diriku
(anti-tesis)_dasar filsafat
Dan tesis yang sementara adalah hipotesis.
Anak kelas 5 atau 3 SD di Australia sudah
bisa berhipotesis, contohnya;
Berapa suhu tempeatur di ruangan ber-ac
ini ? 20˚ atau 30˚ atau 27˚, kemudian dibuktikan dengan termometernya,
selanjutnya disebutkan kemampuan anak yang memiliki kemampuan hipotesis rendah,
sedang dan tinggi.
Tapi kalau dibawa ke Indonesia,
hipotesisnya dihilangkan kemudian diganti pertanyaan
Memangnya orang matematika hanya berlogika
bukan dengan percbaan,
Sekalian saja menikah pakai pendekatan
saintifik, sistem coba-coba.
Tergesa-gesa/terkejut/cepat, kalau orang
jawa setara dengan ojo ngege ngoso atau dalam bahasa indonesia jangan
mendahului kehendak Tuhan (bisa dengan cara menolak/merebut)
Barokah adalah berkah, yaitu meningkatkan
kebaikan, Nabi pun tidak bisa menghasilkan barakah, sebab yang bisa
melakukannya hanya Allah SWT., barokah absolute.
Apa itu lupa ?
Terkait dengan masalah ‘lupa’. Lupa
merupakan penyesuaian ruang dan waktu. Terjadinya lupa bila terputusnya pikiran
dan realita. Sebenar-benarnya hidup adalah di atas pikiran dan realita. Bahkan
mungkin realita adalah bayangan diri kita
Di dalam pikiran, terdapat banyak logika
sampai tak terhingga. Logika merupakan konsep-konsep yang terhubung dalam diri
kita yang mempunyai bayangan. Bayangan tersebut dapat berasal dari mana pun.
Salah satunya dari trans, trans adalah sesuatu yang tidak kita ketahui tetapi
berpengaruh terhadap diri kita. Banyak hal yang menjadi contoh trans, semisal
kejadian ekonomi global, kita tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya
tetapi kita terkena dampaknya.
Pikiran akan terus
bekerja seiring berjalannya waktu. Ketika usia sudah lanjut, maka pikiran akan
teringat masa lampau tentang kejadian atau rutinitas yang dialaminya. Disinilah
bukti bahwa logika masih berjalan. Terkadang ada bayang-bayang yang muncul
tetapi sebenarnya itu tidak nyata atau terkadang salah mengimajinasikan
bayangan. Hal tersebut disebabkan oleh logika yang masih berjalan yang
berkaitan dengan memori.
Ada pertanyaan dari
mahasiswa tentang bagaimana filsafat bekerja dalam kehidupan ? Filsafat bekerja
dalam kehidupan dengan mengerjakan apa yang kau pikirkan dan pikirkan apa yang
kau kerjakan. Doakan apa yang kau pikirkan, doakan apa yang kau kerjakan.
Pertanyaan lain dari
mahasiswa tentang tesis. Tesis itu semua yang ada secara filsafat. Semua adalah
tesis dan di luar semua yang ada adalah anti tesis. Semisal, saya adalah anti
tesis air. Begitu juga sebaliknya. Pembahasan tesis dan antithesis menimbulkan
sintesis
Pertanyaan ketiga dari
mahasiswa adalah bagaimana manusia yang sebenar-benarnya hidup? Manusia yang
sebenar-benarnya hidup adalah sesuai ruang dan waktu. Saya ada dan hidup di
sini sekarang, namun tidak di tempat lain ataupun di waktu lain
Ada pertanyaan dari
mahasiswa tentang bagaiamana dengan bayangan dalam diri ? Bayangan bergantung
pada pikiran dan rasa. Seperti halnya pikiran memuat hal yang ada dan mungkin
ada. Begitu juga dengan rasa yang ada dan mungkin ada. Pikiran tidak akan mampu
menjelaskan semua rasa. Sehebat – hebat kalimatku/ perkataan tidak bisa
mengejar pikiran. Sehebat – hebat tulisan tidak bisa mengejar ucapan. Sehebat –
hebat tindakan tidak melaksanakan semua tulisan. Kita tidak bisa mengejar
segalanya dengan penuh, apalagi spiritual. Jangan mencoba untuk bermain pikiran
dalam hal spiritual. Tuhan merupakan sebab pertama dan utama. Kita harus berada
pada jalur yang benar agar terhindar dari ancaman kematian. Yang dimaksud
ancaman kematian adalah kemunafikan atas tidak mengakui keTuhanan
Menit 0 - 16.33
Septia : Apa itu sabar?
Pak Marsigit :
Sabar itu sesuai
ruang dan waktunya. Menyesuaikan terhadap ruang dan waktu. Itu sabar. Jadi
menyesuaikan antara penglihatan, pemikiran, pendengaran, dan tindakan terhadap
ruang dan waktunya yang sesuai. Kemudian juga sifat menerima, toleran. Nah,
kita itu punya dua arah, arah keluar dan arah kedalam. Sifat toleran itu adalah
mengurangi suatu sifat determinis terhadap suatu sifat kepada sifat yang lain.
jadi deterministic, diterministik yaitu menyadari diri sendiri bahwa tidak
semata-mata dikarenakan diriku tetapi diriku itu hanya sebagian dari
sifat-sifat yang ada. Bahwa masa depan saya itu tidak semata-mata karena diriku
tetapi karena diri orang lain dan juga paling penting karena kuasa Tuhan. Jadi
kalau sudah dikurangi, diturunkan egonya karena ego itu potensi menjadi seorang
determinis. Determinis itu jangan dikira sepele ya. Sepele, tidak sepele itu
tergantung kita paham atau tidak. Dari yang kita tidak menyadari sampai kita
menyadari. Contoh, tembok ini. tembok itukan dicat berwarna cream, andai kata bisa
usul dulu-dulunya minta dicat warna biru misalnya, kan dari dulu sampai
sekarang tembok itu berkelu kesa terus sesuai dengan orang yang dulu mengecat
tembok itu sehingga berkarakter cream, karena ditutup oleh cat. Jadi saya
mengecet itu ditermin, menentukan nasib tembok. Jadi jatuhnya sifat cat
terhadap tembok. Kamu memandang saya itu sifat ditermin. Kalau kamu memandang
saya dengan ditermin paling ekstrim yaitu kamu memandang saya sampai saya itu
pingsan. Iya to? Nah, itu determin itu. Jatuhnya sifat pandanganmu kepada saya.
Sampai saya itu pingsan. Maka hidup itu ya ditermin. Tetapi haraplah sesuai
dengan ruang dan waktu. Kan begitu. Jadi misalnya, agar setelah ditermin kita
sadari kita turunkan, kita kemudian mencari referensi kesadaran akan struktunya.
Misalnya saya difitnah orang, dizolimi, diberitakan sebagai yang tidak baik.
Padahal itu tidak cocok dengan saya, atau dikenakan berita hoax. Nah, Kemudian
bermacam-macam mulai dari ditermin saya sampai laporkan ke polisi. Saya punya
cerita, dulu waktu saya punya murah awal itu rumah saya, saya bangun disebuah
pekarangan jauh dekat sawah, kebun-kebun dikelilingi pohon bamboo. Setiap saat
itu kalau ada angin, pohon bambunya itu tumbang kena atap rumah saya, kena
kabel dan putus padahal listrik. Suatu ketika saya ngomong sama yang punya
bamboo. Pak ini bambunya gimana ya? Apa saya beli atau bagaimana? Ternyata
jawabnya walau tidak langsung, tapi intisarinya ternyata seperti duluan mana
bambu atau rumah saya. Jadi, kalau misalnya ini sifat menerima saya, saya punya
sifat menerima sabat, punya rasa sabar dan kemudian mencari referensi
pemikiran. Tetapi manusia itu tidak punya daya ya. Kecuali atas pertolongan
Tuhan. Saya percaya itu. Percaya pertolongan Tuhan itu, percaya saya. Jadi saya
punya pengalaman, terus terang saja begitu. Jadi cari referensi, berikhtiar,
berikhtiar. Pada saat itu, ya saya itu diberitahu ada seorang kiai yang doanya
Makbul. Suatu ketika saya datang ke Kiai itu, ngomong apa adanaya. “Pak Kiai,
saya itu rumah saya selalu ditimpah pohon bambu, gimana solusinya?”. Lalu
diambil air putih didoa-doai sama Pak Kiai. Ya karena sudah masuk ke situ saya
ikut saya perintah pak Kiai, “ini tolong ya, Nak.. ini nanti yang separuh untuk
mandi”. Saya lakukan betul loh..*ketawa-ketiwi*.
Tertekan batin, lanjut kata kiai “ terus nanti separuh, masukan ceret atau
ember gitu. Baca doa ini. Terus habis magrib jiprat-jiprat ke pohon bamboo
itu”. Wes, bertahan satu bulan dua bulan. Setelah itu, yang punya bamboo itu
punya anak disuruh bikin rumah di situ, tapi ngk mau. Karena ngk mau, dan
mungkin merasa ngk enak dengan saya karena merasa mendzolimi begitu terus loh
ya. Ngk mau dibikin rumah, akhirnya dijual. Duitnya dipake untuk naik haji.
Terus yang beli itu adalah sekretaris camat, orang kaya. Terus pekarangannya itu
dibangun rumah. Gapuranya dari batu, jadi taman. Dari mana asal-usulnya. Yang
pentingkan Alhamdullilah ikhtiar saya atas pertolongan Tuhan, terkabul. Tidak
ada lagi masalah bamboo. Nah kalau barokah itu dari Tuhan, saya dapat barokah
yang sana juga dapat barokah, gitu loh. Jadi, ya Tuhan barokah hanya untuk saya
saja ya Tuhan. Ya tidak bisa. Barokah itu untuk semuanya. Jadi kalau mau
berdoa, ya Jokowi barokah, Prabowo juga barokah. Kalau doa saja sudah parsial,
menungsa saja bingung, kalau Tuhan kan tidak ada istilah bingung toh?. Cuma
paling-paling marah. Iya toh?. Itu kenyataan yang saya omongkan. Jadi kalau ke
tempat saya, tidak ada lagi pohon bamboo. Ya kalau saya pergi itu, bagaimana
logika kita? Karna itu hanya pasrah, sabar, pasrah, ikhtiar. Iya toh? Dan
bagaimana sekarang kiai, logikanya seperti apa? Begini. Manusia itu kan punya
kelemahan kelebihan. Kelemahan manusia itu tidak bisa mnejangkau semuanya. Anda
itu punya potensi doa, semuanya punya potensi doa. Tapi ketika anda fokus
berdoa, berdoa itu bisa ditingkatkan kualitas ditambah-tambah. Kan begitu.
Doanya baik ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, lama-lama mudah-mudahan
bisa makbul. Begitu berdoanya kan begitu. Tapi kalau saya gitukan terus, kapan
aku jadi direktur? Kapan aku mengajar? Ngk sempat toh? Aku fokus dipesantren
sana saja, iya toh? Tak bisa kemana-mana antara lain kan begitu. Maka
solusinya, bagaimana caranya, iya toh? Ketika kita bekerja, tetap bisa tetap
dalam berdoa. Tetapi dalam kenyataannya kurang efektif. Undang rapat, magrib
jam 6, bingung toh? Lah magriban kapan? Undang rapat jam 3 pas Azhar. Ada tamu
dari sana, jam sekian. Terus mengurangi kadar doanya. Yang minta tolong,
manusia kan saling minta tolong-menolong. Minta tolong pak Kiai untuk fokus
kesana, sedang fokus ke doa. Setiap hari berdoa, mudah-mudahan doanya makbul.
Gitu logika saya. Bukan kemana-mana. Anda itu semua berpotensi menjadi ahli
doa. Kalau memang fokus ke sistu. Itu yang saya katakana antara sabar dan
menerima, tidak semata-mata urusan manusia loh, dunia itu. Jangan engkau pikir,
hooo, kalau begitu ini aturan hokum loh, melanggar ke sini, tuntut pasal
sekian, nomor sekian, ditahan dua bulan atau satu tahun. Kalau saya di kampong
begitu, sudah hancur-hancuran loh. Sekampung dia itu, saudara semua loh. Saya
kan pendatang. Jangan berani-berani dikampung itu mentang-mentang ngerti hokum
kemudian dibawa ke Jakarta, ngk bisa hidup kayak gitu. Untuk kampong itu harus
masuk NU, iyo toh? Nunut Urip. Sekampung itu Nunut Urip bae, melu. Kalau bisa
ya syukur, kalau ngk bisa ya bijaksana yang penting komunikasi. Dikampung itu
bersama-sama, ditempat saya itu ngk pandang agama kok. Walaupun 100% itu Islam,
Kiai, ada yang kristian di situ satu, tapi karena dia itu bergotong royong,
guyup, ya sudah tidak jadi masalah. Begitu…. Jadi di kampung itu yang penting
kebersamaan, itu loh mba, tadi ya pertanyaanmu toh. Jadi setiap pertanyaan itu,
dunialah. Kalau anda setiap kali bertanya, saya menggambarkan dunia kita, dunia
saya, yang saya alami seperti itu. Ya itu biso tak sebul, tapi mungkin kan
belum begitu makbul doanya loh, karena apa? Tadi naik tingkat ini ngos-ngosan,
atau tergesah-gesah, macam, macam, macam. Andai kata saya sekarang dalam
keadaan berpuasa, tentu lebih makbul lagi. Harapannya begitu. Harapan loh,
ketentuan kan ada di sana, dunia kan harapan, orang hanya berikhtiar. Kalau
kita ngk sabar, kayak gini (gelas aqua menonjol kebawah) aja bisa marah loh.
Apa salahnya dia kita marahi, kalau kita ngk sabar. Kan pertanyaannya tentang
kesabaran. Jadi kalau kamu melihat potensi tidak sabar dan tidak menerima kalau
kamu melihat sekitar itu adalah dari sisi kamu. Apalagi bersifat ditermin,
merasa bisa. Peran saya merasa bisa, dia harus begini, dia harus begitu, dia
harus ikut saya, macam-macam, sebagai kakak kamu harus begini, kalau ngk sesuai
saya marah. Itu sangat deterministic. Determinis itu menentukan orang lain,
menentukan nasib tembok. Begitu.
Pertemuan ke
lima.
Rindang : Pandang filsafat
dalam pelecahan agama itu seperti apa?
Pak Marsigit :
Menurut saya, kita harus selalu berhati-hati, karena hal ini
merupakan berasal dari komunitas korban hoax. Agama jika dalam kajian kita
masuk kedalam spiritualitas, sedangkan pelecahan itu termasuk pemanfaatan
bahasa. Bahasa tidak akan mampu mencerminkan pikiran, maka terkadang pikiran
saja tidak terlalu lengkap apalagi bahasa ada yang disadari, tidak disadari,
sepenggal-penggal dan sebagainya. Sehingga hal tersebut bisa memberikan suatu
makna berbeda terhadap apa yang
dimaksudkan, maka dari itu akan menimbulkan suatu pelecehan. Pelecehan agama
itu terjadi jika tidak menerapkan dalil-dalil sesuai dengan ruang dan watunya,
maka apalah daya pikiran kita dalam memikirkan agama, hal tersebut hanya bisa kita
rasakan ketika kita berdoa.
Namun ketika berdoa, apakah kita mengerti maksud semua dari doa?
Sebagian doa yang kita hafal itu, ada yang kita tidakpahami artinya. Tidak
paham itu artinya pikiran, tetapi kenapa kita laksanakan sedangkan kita disini
tidak memahaminya. Alasannya karena punya hati yang memilikki keyakinan. Jadi
walaupun aku tidak paham aku memiliki sebuah keyakinan bahwa dengan membaca doa
ini akan diridhoi oleh Tuhan.
Tok tok tok (Assalamualaikum ... ) Besse tiba di kelas
Pak Marsigit menyilahkan Besse duduk
Kata-kata saya yang menyilahkan dia bernapas seolah-olah jika
didengarkan oleh orang yang tidak paham dikira Besse tidak bernafas, menahan
nafas atau pingsan. Padahal kalimat yang lengkap sebetulnya “Silahkan ditatalah
nafas anda setelah anda lari-lari tergesa-gesa masih terengah-engah, tenangkan
saja pikiran dan perasaan anda dengan duduk dengan baik.”
Jadi sangan potensial sekali pelecahan terjadi, sebetulnya semua
itu tergantung dari niat awal atau motif. Kemudian ambisus, ambisisus itu
merupakan cita-cita yang diniati dengan ego dan sifat determine yang
besar, semua itu harus dibarengi dengan motif, doa, dan komunikasi. Jika hanya
ambisi saja dikhawatirkan akan terjebak dalam tempat yang sempit dan parsial
yang seakan-akan hal tersebut sudah menjadi kebenaran yang universal, namun
sebetulnya tidak.
Misalnya ambisius salah satunya dapat menimbulkan keadaan perfectionist,
perfect itu yang mengidam-idamkan atau menginginkan segala sesuatu itu
sempurna. Padahal sebenar-benarnya manusia yang sempurna itu adalah yang sadar
akan ketidaksempurnaan. Maka yang dikatakan perfect itu adalah sempurna dalam
kesempurnaan, sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam
kesempurnaan. Tetapi jika kita parsial perfect itu sempurna sesuai dengan yang
dipikirkan dan dirasakan, namun hal tersebut mengakibatkan ketidaksesuaian
dengan orang lain. Maka dari itu ambisi harus diimbangi dengan ikhtiar dan doa.
Jadi dalam menghadapi persoalan, solusinya bisa cepat atau lambat, bahkan bisa
bertahun-tahun. Sabar, berdoa dan ikhtiar yang perlu kita lakukan dalam
menentukan sebuah solusi.
Eka : mengapa sulit
mencerna tulisan ?
Pak Marsigit :
Caranya baca baca dan baca, terus-menerus diulangi. Kenapa sulit?
karena sebagian ditulis dengan bahasa analog. Bahasa analog merupakan bahasa
metafisik, dimana metafisik itu ialah maksudnya ada dalam makna sebaliknya.
Jadi yang kita lihat, dengar dan rasakan itu merupakan kualitas pertama,
sedangkan metafisik merupakan kualitas kedua, ketiga, dan seterusnya. Sampai
kapan ? tidak akan berakhir, ini yang dinamakan dengan infinitrigres. Misalnya
hati, hati bisa bermakna doa, spiritual, kuasa tuhan.
Fano : Apa di dunia
ini ada yang berlaku sebagai bukan benar dan bukan salah?
Pak Marsigit :
Banyak sekali, misalnya saya dan kamu itu merupakan bukan benar dan
bukan salah.
Contoh : A adalah himpunan dari x dimana x ≠ x, apakah x anggota
himpunan A?
Jawabannya : x merupakan angota dan bukan anggota himpunan A, jadi
x itu merupakan benar dan bukan benar sebagai anggota A. Kenapa? Karena kedua
unsur tersebut ada dalam himpunan A.
Begitupun dalam berfilsafat jika kita salah menempatkannya akan
berbahaya. Bahayanya berfilsafat jika tidak memperhatikan ruang dan waktu,
parsial, dan salah paham.
Misalnya : Bisakah tuhan menciptakan batu yang dangat besar sedemikian
rupa sehingga tuhan sendiri tidak mampu mengangkanya
(berakhir di menit 34.01)
*lanjut
Kalau Tuhan bisa membuat batu berarti Tuhan tidak bisa mengangkat
batu itu sedangkan Tuhan pasti bisa mengangkat batu itu, tetapi kalau Tuhan
bisa mengangkat batu itu berarti Tuhan tidak bisa membuat batu
Lantas dimana salahnya? Itu bukan salah bukan benar. itu karena
negatif dan positif dijadikan satu. Maka, janganlah coba-coba bermain-main
dengan unsurnya syaitan.
Janganlah berkompromi dengan syaitan, jangan coba-coba berteman
dengan syaitan, hiduplah yang lurus-lurus saja, jurusan surga, yang baik-baik
saja, caranya berdoalah dalam keadaan apapun. Doa yang paling tinggi adalah
memanggil/menyebut nama Tuhan. Jika satu saja doamu didengar oleh Tuhan maka kamu
masuk kedalam kapsulnya Tuhan. Dan jika kamu berada didalam kapsulnya Tuhan,
maka aman dan selamatlah hidupmu di dunia dan akhirat. Namun, bermilyar-milyar
kamu memanggil nama Tuhan belum tentu didengar oleh Tuhan, maka agar doa mu
didengar didengar oleh Tuhan setiap agama mempunyai metotodologinya
masing-masing.
Urusan dunia yang memuat akhirat dan urusan akhirat yang memuat
dunia karena adanya infinitigres (pikiran) dan jika dinaikkan lagi karena
adanya kuasa Tuhan.
Apa itu cinta,
kasih, rindu dan sayang?
Cinta, kasih, rindu, benci dan sayang filsafatnya adalah
Romantisism. Jadi semua itu ikonik, tergantung pikiran anda masing-masing.
Dunia itu romantis. Ikonik itu ada yang dekat dan ada yang jauh. ikonik itu
dekat dengan determinism. Pertempuran dan perebutan kekuasaan bisa juga disebut
dengan Romantisism, maka pertempuran antar negara bisa juga isomorfis (setara
dengan percintaan).
Dari sisi ikonik romantis, sebenar-benar hidup adalah romantis.
Sedangkan dari sisi ekonik ekonomi, sebenar-benar hidup adalah ekonomi. Dan
sebenar-benar dunia adalah seperti apa yang engkau pikir dan rasakan.
Deden :
bagaimana menyeimbangkan dan menyelaraskan antara pikiran, hati dan perbuatan.
Cara menyeimbangkannya adalah jalani pikiran anda, wujudkanlah
pikiran anda dalam bentuk tindakan dan pikirkan tindakan anda kemudian doakan
pikiran anda dan doakan tindakan anda. Merentang dan menjalani timeline waktu
dari yang kemarin, sekarang dan yang akan datang. Dan jika dirangkum menjadi
satu disebut dengan Hermenetika.
Hermenetika berasal dari kata Hermein yaitu seorang dewa di jaman
Yunani. Dewa Hermein dianggap sebagai dewa yang mampu mendengar bisikan Tuhan
yang kemudian disampaikan kepada masyarakat. Maka Hermein berarti
menterjemahkan dan Hermenetika berarti menterjemahkan dan diterjemahkan. Dalam
bahasa jawa disebut dengan Cokro Manggilingan, Cokro itu bundar dan
Manggilingan itu berjalanan. Jadi, Cokro Manggilingan adalah sesuatu yang
bundar yang berjalan.
Deden :
bagaimana mengatakan yang mungkin ada.
Mengatakan yang mungkin ada yaitu dengan cara Hermenetika, Cokro
Manggilingan, dan belajar. dan salah
satu contoh dalam pembelajaran ini yaitu dengan tes jawab singkat, jadi fungsi
tes jawab singkat adalah untuk mengatakan dari yang mungkin ada menjadi ada.
Maka kapanpun sadar tidak sadar kita pasti menemukan fenomena berubahnya yang
mungkin ada menjadi ada.
Manusia itu sangat terbatas dan lemah karena manusia hanya mampu
melihat sepotong gambar saja karena tidak ada yang mengabadikan setiap
momennya. Yang mampu mengabadikan setiap detiknya hanya kamera Tuhan.
Herlingga : apa
itu A priori?
A priori itu paham tetapi belum melihat, mendengar atau mungkin
belum menyentuh. Contoh: kamu memahami bahwa kamu memiliki jantung, maka
dikatakan pemahamanmu tentang jantung itu bersifat A priori.
(berakhir di menit 51.10)
Lanjutannya:
Manusia bisa ke planet mars walaupun belum
penah ke planet mars. Tapi dia sudah merancang pesawat untuk dapat ke planet
Mars, itu dinamakan A priori. A priori banyak manfaat tapi ada juga bahayanya.
Misalnya, mencari pasangan hidup dengan metode A priori. Paham walaupun belum
ketemu. Itu berbahaya karena sudah mengundang tamu, pengunjung, saksi-saksi,
catering komplit, jalan di tutup. Ditunggu 2 jam, 3 jam, tapi tidak
datang-datang mempelai prianya. Satu jam kemudian di telpon ternyata masih
berada di luar pulau. Di telpon orang tuanya si wanita, “tadi mempelai prianya
kemana ya?” lalu dijawab,“mancing kali”. Histerislah di perempuan, lalu orang
tua mempelai perempuan bertanya, “ini pasti atau tidak?”. Anak menjawab,” ya
pasti pak, di pikiran saya dan saya ketemu dari facebook pak”. Baru bertemu
lewat facebook belum jelas orangnya seperti apa tapi sudah merencanakan mau
menikah itu juga A priori.
Contoh: Pak Marsigit menawarkan akan
melamar sang wanita idaman anaknya sebagai calon menantu dengan syarat dibawa
terlebih dahulu ke rumah dan diperkenalkan dengan keluarganya. Kemudian melihat
calon anaknya tersebut secara langsung sehingga paham dan mengerti bagaimana
orangnya. Ini disebut A posteriori. A posteriori yaitu berpikir tingkat rendah.
Tikus, kucing, tidak bisa A priori kecuali kucing garong yang bisa berpikir dan
merencanakan apa yang dia mau. Kucing biasa bisa berpikir kalau sudah melihat
itu dinamakan A priori. Anak kecil memegang, melihat, baru memikirkannya bahwa
ini segiempat. Anak kecil berpikir A priori tidak bisa berpikir A posteriori.
Membayangkan besok di surga ingin membangun rumah, catnya warna biru, hal ini
tidak cukup dengan A priori tapi harus dengan iman dan taqwa. Orang cerdas sesuai
dengan ruang dan waktu.
Umi: Bagaimana salah dan benar dalam filsafat? Apakah wadah dan
isi?
Bahasa analog, wadah dan isi. Jika
wadahnya suami, maka isinya istri. Jika wadahnya kakak, maka isinya adik. Jika
wadahnya wadah maka isinya isi. Jika wadahnya ruang maka isinya waktu. Jika
wadahnya waktu maka isinya ruang. Kenapa isi isinya wadah? Kaena
infinitrigres terus menerus. Jika
wadahnya langit maka isinya bumi. Jika wadahnya dompet maka isinya duit.
Nur Afni: Bagaimana agar bisa terus konsisten?
Jawabnya: tidak pernah menginjak bumi
supaya bisa konsisten. Sekali menginjak bumi maka tidak konsisten. Karena bumi
tidak konsisten. Hidup ini tidak konsisten, kontradiktif. Berlaku A tidak sama
dengan A, Karena terikat pada ruang dan waktu. Jika ingin konsisten terus maka
tinggalkan saja bumi. Orang yang sudah meninggal sudah konsisten amal dan
perbuatannya sudah tetap. Yang masih bisa berubah-ubah ketika masih di bumi.
Nur Afni: Benar dan salah
Benar dan salahnya pikiran itu konsiten
atau tidak konsisten. Benar dan salah kenyataan itu adalah cocok dan tidak
cocok. Cocok dan tidak cocok yaitu
korespondensi. Konsisten sama dengan koherensi.
Rosi : penyesalan?
Jawabnya: penyesalan itu termasuk romantis.
Tapi dalam pikiran yang dinaikkan dalam spiritualitas, penyesalan yaitu mohon
mpun atas segala dosa.
Apakah bapak punya gengsi?
Jawabnya: “ya setiap saat punya gengsi
saya”. Gengsi terhadap yang tidak sesuai dengan ruang dan waktu. Kita harus
gengsi sama setan. Tumakninah, istikomah, dan amanah terhadap ruang dan waktu.
Banyaknya pengalamn hidup itu penting walaupun ada yang memalukan. Misalnya
setelah sholat subuh malah sholat lagi, sholat jenazah menggunakan sujud sampai
jamaahnya pada pergi, tentu hal tersebut membuat malu atau gengsi karena tidak
sesuai dengan ruang dan waktu. Gengsi ada hubungannya dengan “menerima” kalau
memang bener ya menerima. Pengalaman naik lift dari lantai 3 menuju lantai 7,
mereka tahu kalau sudah penuh, tapi Pak Marsigit tetap saja masuk. Akhirnya
tidak bisa. Walaupun berstatus sebagai direktur tidak bisa meminta yang lainnya
untuk keluar begitu saja dan akhirnya Pak Marsigit sendiri yang keluar. Tidak
boleh gengsi, tapi harus diterima dengan ikhlas. Akhirnya memutuskan untuk naik
tangga. Dengan keikhlasan dunia dibalik menjadi Alhamdulillah.