Rabu, 14 November 2018

KEUNIKAN BELAJAR FILSAFAT


KEUNIKAN BELAJAR FILSAFAT



Suatu aktivitas tentunya dimulai dengan mengucapkan salam dan kemudian doa. Pada perkuliahan filsafat ilmupun demikian. Berdoa menurut keyakinan masing-masing, bagi yang muslim membaca istighfar 5 kali, surah Al fatihah 1 kali, dan surah Al ikhlas 3 kali. Hal ini bertujuan semua yang mengikuti perkuliahan agar mendapatkan ridho, bimbingan, rahmat, hidayah, inayah dari Allah SWT. Memulai suatu aktivitas dengan kebaikan  bukan hanya mendapapatkan kebaikan tetapi juga keunikan. Ada beberapa hal yang unik saat mengikuti perkuliahan filsafat ilmu ini. Keunikan pertama adalah mahasiswa diminta merekam kegiatan perkuliahan dengan bantuan HP, mahasiswa harus percaya pada hasil rekaman tujuannya agar bisa didengar kembali dan untuk bahan refleksi perkuliahan dan untuk perkuliahan berikutnya HP harus dalam keadaan full baterai. Keunikan kedua adalah nama Marsigit di google terdeskripsi dengan jelas mulai dari profil hingga lokasi rumah beliau yang menunjukan pak Marsigit itu benar ada dan nyata. Tidak hanya sampai disitu kami dibuat tercengang pada keunikan ketiga adalah Pak Marsigit beserta dosen UNY mampu membius kami melalui akting dalam ketoprak yang berjudul REMBULAN KEKALANG UNY. Kesan awal saya menonton ketoprak tersebut para pemainnya sukses memerankan karakter tokoh-tokoh didalamnya. Jarang sekali saya melihat dosen-dosen berakting dalam sebuah drama meskipun ada beberapa diantara kami tidak paham bahasa jawa. Uniknya lagi tayangan ketoprak tersebut adalah penghubung yang mengantarkan kami berfilsafat pada pertemuan pertama. Kami diminta menonton video tersebut. Pada menit-menit tertentu bapak meminta kami melihat adegan yang dilakukan dalam video tersebut, dalam video tersebut bapak berperan sebagai raja yang baik dan bijak. Pak Marsigit mulai mengaitkan video ketoprak tersebut dengan filsafat. Filsafat bisa dari mana saja termasuk dari ketoprak tadi. Didalam sebuah ketoprak ada banyak hal seperti tarian, politik, seni rupa, suara, dan seterusnya. Bapak juga menjelaskan tentang karakter dari pemain ketoprak tersebut seorang raja simbol ilmu pengetahuan, simbol kebaikan dan juga ada seorang pangeran simbol kegelapan karena melakukan hal yang tidak baik yaitu berkhianat. Intinya adalah dalam filsafat diriku adalah diriku dan dirimu adalah dirimu maka untuk belajar filsafat itu kuncinya harus banyak membaca. Filsafat itu menyangkut semuanya dan sebenar-benarnya filsafat adalah pikiran. Setidakpenting apapun bahkan hal yang sepeleh bisa menjadi filsafat.
Belajar filsafat pada perkuliahan ini dengan metode yang sederhana namun sarat makna. Seperti pada pemberian nama anak ada filsafat didalamnya yang diberikan oleh orangtua yang mengandung arti atau maksud yang baik atau biasanya doa.  Dibawah filsafat ada psikologi wacana. Psikologi itu sendiri bermacam-macam dapat berupa psikologi terapan, atau yang lainnya. Pada psikologi wacana kita bisa menggali potensi-potensi yang baik untuk diri kita maupun untuk orang lain. Berawal dari hal sederhana, nama misalnya. Setiap orang bisa memaknai namanya. Orang yang berpendidikan, mengerti masa depan, adat, membuat sebuah nama dengan maksud, mempunyai aturan, dan tidak asal memberi nama. Bukan hanya untuk fenomenal. Nama seharusnya tidak menentang kebenaran dan menentang nurani. Nama itu menyangkut tentang etik dan estetika. Seperti arti nama Marsigit artinya dapat secara klasik atau kontemporer. Secara klasik arti nama Marsigit terdiri dari kata Mar dan sigit. Mar berarti tersamar atau tersembunyi itu adalah hakikat ilmu sedangkan sigit artinya tampan. Sehingga Marsigit bermakna sebagai seorang yang tampan yang selalu mencari ilmu. Namun dibalik makna itu sejarah nama pak Marsigit adalah keinginan ayah beliau agar memiliki anak yang pintar seperti gurunya. Arti nama kontemporer Marsigit berasal dari Mars adalah planet mars, Si adalah see dalam bahasa inggris artinya melihat, dan Git adalah pintu diambil dari kata gate. Sehingga secara keseluruhan Marsigit berarti pintu gerbang menuju mars. Sedangkan secara spiritual nama pak Marsigit di artikan sebagai masjid dengan tujuan mampu memperoleh derajat baik di dunia maupun akhirat. Keseluruhan pemaknaan nama tersebut menjadi motivasi untuk terus beramal baik. Jadi haruslah sebuah nama itu mengandung arti yang baik.
Selanjutnya masih tentang keunikan perkuliahan filsafat yaitu selau dilakukan tes jawab singkat yang menjadi inti dari perkuliahan, dimana mahasiswa diminta menyiapkan selembar kertas yang telah diberi identitas dan digunakan untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Pak Marsigit. Pertanyaan-pertanyan singkat tersebut dijawab dengan cepat setiap pertemuan ada 20 pertanyaan yang disiapkan bapak. Misalnya kenapa Anda kuliah? Kenapa Anda terlambat? Kenapa Anda sedih? Dan masih banyak pertanyaan yang terlihat sederhana tetapi uniknya jarang mahasiswa dapat menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapi hal tersebut menjadi jawaban bahwa mahasiswa sedang berfilsafat ketika menjawab pertanyaan tersebut. Setelah seluruh mahasiswa menyelesaikan 20 soal pertanyaan singkat tersebut, Jawaban dari mahasiswa tidaklah lengkap, kebanyakan jawaban tersebut mendzholimi jawaban lainnya yang belum sempat untuk diutarakan. Padahal jawaban yang lain dn belum sempat untuk diutarakan itu juga memiliki hak untuk diutarakan. Lantas jika begitu maka mengapa hanya menjawab satu jawaban saja? Jawaban para mahasiswa bersifat parsial, parsial itu ialah sumber persoalan. Seluruh persoalan yang ada di dunia dikarenakan manusia itu parsial, dan ini sangat bahaya. Uniknya lagi Jawaban dari 20 soal pertanyaan singkat tersebut haruslah diawali kata “BELUM TENTU KARENA”, setelahnya kemudian baru bisa diikuti oleh jawaban yang ingin dituliskan oleh mahasiswa yang bersangkutan. Sebagian manusia itu sering merasa tergoda untuk menganggap dirinya mengerti dan itu berbahaya. Akibat jawaban unik tersebut seluruh mahasiswa mendapat skor 0 pada tes jawab singkat pertama ini sebagai wujud dari melakukan perbuatan dengan sangat yakin dan optimis padahal kita sama sekali tidak mengerti.
Banyak hal yang penting yang kami dapat dari perkuliahan filsafat ini satu diantaranya adalah saran dari Pak Marsigit yaitu pikirkan apa yang kau kerjakan, kerjakan apa yang kau pikirkan, doakan apa yang kau kerjakan, doakan apa yang kau pikirkan, dan separuh-separuh lainnya agar menjadi satu kebulatan hidup, maka berpikir dan bekerja harus disinergikan. Cara untuk mengadakan di dalam pikiran yaitu bisa melalui panca indera, bisa dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, atau dipikirkan. Fungsi dari pertanyaan Pak Marsigit adalah menjadikan yang mungkin ada menjadi yang ada di pikiran mahasiswa. Pada perkuliahan ini filsafat dikaitkan dengan kuasa Tuhan karena kuasa Tuhan adalah filsafat tertinggi yang dapat menjawab filsafat. Contohnya seperti tidak punya uang, lapar, dan mengantuk adalah kuasa Tuhan. Ada hal yang sering disepelehkan dikehidupan sehari-hari namun pada perkuliahan ini di jelaskan kembali bagaimana pentingnya menjaga tingkah laku yang baik termasuk saat sedang sakit batuk misalnya harus memakai masker agar tidak mempengaruhi orang lain untuk tertular sakitnya.
Setelah dimulai dengan pengantar dari berbagai kejadian yang ada disekitar. Tes jawab singkat selalu hadir memuat pertanyaan-pertanyaan yang sederhana yang unik. seperti Apa sebab? Sebab apa?  Mengapa sebab? Sebab mengapa? Yang jawabannya juga sederhana dan singkat. Hingga saat ini belum ada yang mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar. Uniknya lagi Objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada, karena filsafat itu merupakan olah pikir maka yang mungkin ada dimaksudkan yang ada dalam pikiran. Kita mengetahui sedikit yang ada dalam pikiran kita, satu diantara semiliar pangkat semiliar dari keseluruhan yang mungkin ada yang bisa kita pikirkan. Atau juga yang ada dan yang mungkin ada di dalam hati. Dalam spiritual, yang ada dan yang mungkin ada di dalam hati. Permasalahan dalam filsafat hanya ada 2 macam, yaitu : bagaimana kamu bisa menjelaskan yang ada dalam pikiranmu, dan bagaimana kamu mengerti apa yang di luar pikiranmu. Keunikan dari belajar berfilsafat adalah memposisikan diri dan mendudukan kembali kesadaran manusia yang sudah merasa mengerti sebetul-betulnya hanya sebagian. Persoalan hidup yang utama filosofis adalah dikarenakan manusia tidak paham keseluruhan, manusia hanya paham sebagian. Maka parsialitas hidup sebagian itu adalah tempat godaan setan terhadap manusia melalui sifat manusia yang tidak sempurna yaitu berbicara parsial, memikirkan parsial, dan mendengarkan parsial.
Filsafat menggunakan pikiran dan bahasa. Caranya adalah cukup dengan A dan bukan A. A itu bisa semuanya seperti pulpen dan air. Bukan A itu seperti bukan pulpen dan bukan air. Dunia dan akhirat adalah air dan bukan air. Bukan air bisa saja neraka, bisa saja Tuhan, bisa saja ayat suci. Tertangkap semua disana dan tidak ada yang tersisa. Setiap ada dan yang bukan ada sudah bisa membangun dunia. Seorang filsafat harus bisa berpikir dengan mudah untuk membangun dunia tanpa berdarah-darah (berjuang). Contoh lain adalah ada tetangga yang meninggal dunia karena tukang tapi tidak ada pekerjaan dan hanya di rumah saja tidak berangkat. Sebenar-benarnya tetangga tapi sudah meninggal dunia karena sedang tidak bekerja sesuai pekerjaannya. Ada pula tetangga yang meninggal dunia karena pedagang tapi tidak punya modal. Baju dan jilbab juga bisa meninggal dunia karena sudah lama tidak digunakan dan hanya disimpan saja di lemari. Perusahaan juga bisa meninggal dunia karena logonya sudah terkelupas. Gunung juga bisa meninggal dunia karena sudah tidak dapat meletus lagi.
Dalam berfilsafat itu adalah berpikir. Orang-orang yang sedang tidak berpikir adalah mayat-mayat yang berjalan. Seperti mahasiswa yang belum lulus Toefl tapi ingin lulus yudisium sehingga seperti mayat hidup. Jika ditingkatkan dalam spiritual, maka bisa dicontohkan sebagai orang-orang yang menaiki motor. Orang-orang tersebut adalah mayat hidup karena sedang berkendara dalam keadaan tidak berdoa. Orang-orang yang sedang melakukan ibadah haji di Makkah juga merupakan mayat karena lupa dan bersendau gurau dalam melaksanakannya.
Matinya spiritualitas adalah tidak berdoa. Matinya seorang ibu adalah tidak merawat bayinya. Matinya sebuah motor adalah saat dihidupkan tidak dapat menyala. Manusia sebenarnya terancam kematian mulai dari fisik sampai hati. Berfilsafat harus cerdas. Orang cerdas banyak yang tidak disukai orang terutama penguasa.



Rabu, 24 Oktober 2018

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 1-5


Perkuliahan pertama dibuka pak prof Marsigit dengan mengucapkan basmalah, salam kemudian doa agar mendapatkan ridho, bimbingan, rahmat, hidayah, inayah dari Allah SWT. Berdoa menurut keyakinan masing-masing, bagi yang muslim membaca istighfar 5 kali, surah Al fatihah 1 kali, dan surah Al ikhlas 3 kali. Pada perkuliahan ini mahasiswa diminta duduk melingkar. Setelah membuka perkulian pak prof Marsigit mengajak para mahasiswa S2 Pendidikan Matematika kelas B 2018 berkenalan dengan menyakan daerah asal masing-masing mahasiswa. Bapak meminta kami untuk mengambil HP lalu merekam perkuliahan ini sampai selesai tujuannya agar bisa didengar kembali dan untuk bahan refleksi perkuliahan dan untuk perkuliahan berikutnya HP harus dalam keadaan full baterai. Untuk siap rekam. selanjutnya bapak meminta kami mencari nama Marsigit di google, melihat profil hingga lokasi rumah beliau dengan tujuan bahwa pak Marsigit itu benar ada dan nyata. Setelahnya kami diminta membuka youtube kemudian mengetik REMBULAN KEKALANG UNY di kolom pencarian. Kami diminta menonton video tersebut. Pada menit-menit tertentu bapak meminta kami melihat adegan yang dilakukan dalam video tersebut, dalam video tersebut bapak berperan sebagai raja yang baik dan bijak. Pak Marsigit mulai mengaitkan video ketoprak tersebut dengan filsafat. Filsafat bisa dari mana saja termasuk dari ketoprak tadi. Didalam sebuah ketoprak ada banyak hal seperti tarian, politik, seni rupa, suara, dan seterusnya. Bapak juga menjelaskan tentang karakter dari pemain ketoprak tersebut seorang raja simbol ilmu pengetahuan, simbol kebaikan dan juga ada seorang pangeran simbol kegelapan karena melakukan hal yang tidak baik yaitu berkhianat.
Dalam filsafat diriku adalah diriku dan dirimu adalah dirimu maka untuk belajar filsafat itu kuncinya harus banyak membaca. Filsafat itu menyangkut semuanya dan sebenar-benarnya filsafat adalah pikiran. Setidakpenting apapun bahkan hal yang sepeleh bisa menjadi filsafat.
Kamis 20 september 2018 adalah pertemuan kedua kuliah filsafat ilmu di kelas kami. Selalu sebelum memulai perkuliahan bapak mengajak kami berdoa bersama-sama dengan tujuan agar kuliah ini mendapat rahmat dan barokah. Pada kali ini bapak bertanya kepada saudara Darwis tentang arti nama Darwis, kemudian Darwis menjawab menurut ayahnya arti nama Darwis adalah orang yang mencari ilmu. Setiap nama itu ada artinya atau maksudnya.  Dibawah filsafat ada psikologi wacana. Psikologi itu sendiri bermacam-macam dapat berupa psikologi terapan, atau yang lainnya. Pada psikologi wacana kita bisa menggali potensi-potensi yang baik untuk diri kita maupun untuk orang lain. Berawal dari hal sederhana, nama misalnya. Setiap orang bisa memaknai namanya. Orang yang berpendidikan, mengerti masa depan, adat, membuat sebuah nama dengan maksud, mempunyai aturan, dan tidak asal memberi nama. Bukan hanya untuk fenomenal.
Nama-nama yang sensasional adalah menentang arus, menentang kebenaran, dan menentang nurani. Nama itu menyangkut tentang etik dan estetika. Pak Marsigit bertanya pada seorang mahasiswa “nama kamu siapa?”, mahasiswa tersebut menjawab Eka. Arti nama Eka yaitu satu. Nama itu semuanya tanpa terkecuali. Tapi belum pernah ada yang memberi nama Allah, meskipun orang tersebut gila. Seperti arti nama Marsigit artinya dapat secara klasik atau kontemporer. Secara klasik arti nama Marsigit terdiri dari kata Mar dan sigit. Mar berarti tersamar atau tersembunyi itu adalah hakikat ilmu sedangkan sigit artinya tampan. Sehingga Marsigit bermakna sebagai seorang yang tampan yang selalu mencari ilmu. Namun dibalik makna itu sejarah nama pak Marsigit adalah keinginan ayah beliau agar memiliki anak yang pintar seperti gurunya. Arti nama kontemporer Marsigit berasal dari Mars adalah planet mars, Si adalah see dalam bahasa inggris artinya melihat, dan Git adalah pintu diambil dari kata gate. Sehingga secara keseluruhan Marsigit berarti pintu gerbang menuju mars. Sedangkan secara spiritual nama pak Marsigit di artikan sebagai masjid dengan tujuan mampu memperoleh derajat baik di dunia maupun akhirat. Keseluruhan pemaknaan nama tersebut menjadi motivasi untuk terus beramal baik. Jadi haruslah sebuah nama itu mengandung arti yang baik.
Selanjutnya akan dilakukan tes jawab singkat yang menjadi inti dari perkuliahan, mahasiswa diminta menyiapkan selembar kertas yang telah diberi identitas dan digunakan untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Pak Marsigit.
BAGIAN ISI (Tes Jawab Singkat)
1.Kenapa anda kuliah?
2.Kenapa anda telambat?
3.Kenapa anda tampak sedih?
4.Kenapa anda menulis?
5.Kenapa anda mendengarkan pertanyaan saya?
6.Kenapa anda duduk melingkar?
7.Kenapa ruangannya dingin?
8.Kenapa suaar di luar masih terdengar?
9.Kenapa terkejut?
10.Kenapa menangis?
11.Kenapa tersenyum?
12.Kenapa bertengkar?
13.Kenapa berbohong?
14.Kenapa menyontek?
15.Kenapa menyebarkan hoax?
16.Kenapa benci?
17.Kenapa menuduh?
18. Kenapa tidak adil?
19. Kenapa memfitnah?
20. Kenapa tak mau mengerti?
Setelah seluruh mahasiswa menyelesaikan 20 soal pertanyaan singkat tersebut, Pak Marsigit meminta lembar jawaban mahasiswa saling ditukar untuk dikoreksi bersama. Pak Marsigit langsung meminta mahasiswa menuliskan nama terang dan tandatangan pada lembar jawaban yang dikoreksinya. Menurut Pak Marsigit kebanyakan jawaban dari mahasiswa tidaklah lengkap, kebanyakan jawaban tersebut mendzholimi jawaban lainnya yang belum sempat untuk diutarakan. Padahal jawaban yang lain dn belum sempat untuk diutarakan itu juga memiliki hak untuk diutarakan. Lantas jika begitu maka mengapa hanya menjawab satu jawaban saja?
Jawaban para mahasiswa itu parsial, parsial itu ialah sumber persoalan. Seluruh persoalan yang ada di dunia dikarenakan manusia itu parsial, dan ini sangat bahaya. Jawaban dari 20 soal pertanyaan singkat tersebut haruslah diawali kata “BELUM TENTU KARENA”, setelahnya kemudian baru bisa diikuti oleh jawaban yang ingin dituliskan oleh mahasiswa yang bersangkutan. Sebagian manusia itu sering merasa tergoda untuk menganggap dirinya mengerti dan itu berbahaya. Filsafat itu berbeda dengan matematika, jika dalam matematika yang tadinya tidak paham berubah menjadi paham, tetapi sebaliknya, dalam filsafat yang tadinya paham justru menjadi tidak paham. Pak Marsigit menyampaikan bahwa sebenarnya tugas beliau adalah mengguncang-guncangkan pikiran para mahasiswa.
Terjadi goncangan di dalam pikiran itu tidaklah begitu masalah, tapi janganlah terjadi goncangan di dalam hati. Sedikit saja ada goncangan di dalam hati itu datangnya dari syaiton/setan. Seluruh mahasiswa mendapat skor 0 pada tes jawab singkat di atas, ini sebagai wujud dari melakukan perbuatan dengan sangat yakin dan optimis padahal kita sama sekali tidak mengerti. Filsafat apabila ditingkatkan adalah spiritual. Semuanya itu adalah spiritual, padahal filsafat itu ya semuanya, termasuk filsafat spiritual. Filsafat spiritual itu adalah memikirkan perasaan. Spiritual itu adalah perasaan, hati, doa, kuasa Tuhan, tidak cukup hanya dengan pikiran. Tetapi kita perlu ilmu dan berpikir untuk mengisi spiritual. Prinsip-prinsip spiritualitas sebagian juga berlaku di dalam filsafat, misalnya dalam kehidupan sehari-hari bahwa mausia itu tidak boleh sombong karena sombong adalah sifat setan.
Pak Marsigit menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu ada mahasiswa yang menanyakan bagaimana cara agar mahasiswa tersebut bisa menggapai masa depan yang baik. Saran dari Pak Marsigit adalah pikirkan apa yang kau kerjakan, kerjakan apa yang kau pikirkan, doakan apa yang kau kerjakan, doakan apa yang kau pikirkan, dan separuh-separuh lainnya agar menjadi satu kebulatan hidup, maka berpikir dan bekerja harus disinergikan.
Pak Marsigit kemudian menjawab pertanyaan dari Rahmi tentang dimana letak perasaan Pak Marsigit. Letak perasaan Pak Marsigit harapannya ada pada seluruh yang ada di dunia dan di akhirat. Spiritualitas dari perasaan itu adalah mensyukuri semuanya. Jika kita bisa menanyakan tentang letak perasaan maka kita juga bisa menanyakan letak pikiran. Letak pikiran juga ada pada seluruh yang ada di dunia dan di akhirat. Maka ini berkaitan pula dengan obyek filsafat, dimana obyek filsafat adalah apa yang ada dan yang mungkin ada. Apa yang ada? Semua yang pernah engkau pikirkan dan yang sedang kau pikirkan. Lantas bagaimana dengan yang belum ada? Yang belum ada tentunya lebih banyak lagi. Belum ada itu artinya belum ada di dalam pikiranmu.
Pak Marsigit menanyakan kepada mahasiswa apa warna handphone beliau, mahasiswa menjawab hitam. Kemudian Pak Marsigit menutup handphone beliau dengan kertas dan menanyakan kembali pada mahasiswa apa warna handphone beliau. Mahasiswa menjawab hitam kembali, lalu Pak Marsigit mengatakan bahwa mahasiswa bisa tau warna handphone beliau hitam itu karena hal itu sudah ada di dalam pikiran mahasiswa. Cara untuk mengadakan di dalam pikiran yaitu bisa melalui panca indera, bisa dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, atau dipikirkan. Fungsi dari pertanyaan Pak Marsigit adalah menjadikan yang mungkin ada menjadi yang ada di pikiran mahasiswa.
Pertemuan ketiga pada hari Kamis tanggal 27 September 2018, mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Tahun 2018 Kelas B di lantai 4 Gedung Baru Pascasarjana Ruang 2 dalam mata kuliah filsafat ilmu.
Kuasa Tuhan dapat menjawab filsafat. Contohnya seperti tidak punya uang, lapar, dan mengantuk adalah kuasa Tuhan. Batuk kemudian menggunakan masker adalah salah satu contoh dari good behavior. Jaman dulu menggunakan masker justru merasa malu kalau ketahuan sedang sakit. Justru menjadi munafik karena menyebarkan virus. Sesungguhnya sakit adalah suatu titik dimana derajat dinaikan oleh Allah SWT. Ada budaya yang orang tidak paham tapi melakukannya padahal tidak cermat. Contohnya adalah orang jawa di kampung-kampung memakai baju adat atau baju tradisional saat ada resepsi. Ibu-ibu yang mengipasi dirinya dengan kipas. Jika diperhatikan betul secara psikologis dan realitasnya, artinya adalah “ambillah udara disekitar ini buat kamu” kepada orang lain. Sebenarnya hal tersebut adalah bad behavior karena tidak semua orang menyukainya. Jika merasa gerah, maka gerahnya sama-sama dengan yang lainnya. Contoh lain dari bad behavior adalah merokok. Tidak semua orang menyukai asap rokok. Ada yang tidak bisa merokok dan menggunakan rokok hanya untuk bergaya saja. Banyak anak kecil terkena pengaruh rokok biasanya karena ingin mencari jati diri.
Suatu ketika spiritual Pak Marsigit merasa dalam tingkat yang tertinggi kemudian sholat berjamaah di masjid. Hal tersebut termasuk bagian dari mencari jati diri. Setelah sholat subuh melakukan sholat sunnah padahal tidak ada tuntunannya dalam Islam. Mencari jati diri sampai tuapun juga masih bisa terjadi.
Contoh lain suatu ketika ada orang yang baru saja menunaikan ibadah haji dan ada tetangganya yang meninggal. Diberikan kepercayaan oleh yuang lainnya untuk memimpin sholat jenazah. Karena untuk mencari jati diri, orang itu mau melakukannya tapi tidak memahami dengan betul hingga melakukan sujud saat memimpin sholat jenazah. Saat salah hanya bisa menyalahkan orang lain yang menyuruhnya memimpin sholat jenazah. Hidup selalu mencari jati diri dan selalu belajar.
Setelah dimulai dengan pengantar, perkuliahan dimulai dengan membaca basmallah. Kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan selembar kertas yang akan digunakan untuk Tes Jawab Singkat. Tes Jawab Singkat Kedua memuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1.      Apa sebab?
2.      Sebab apa?
3.      Mengapa sebab?
4.      Sebab mengapa?
5.      Bagaimana sebab?
6.      Sebab bagimana?
7.      Dimana sebab?
8.      Sebab dimana?
9.      Bagaimana mengapa?
10.  Mengapa bagaimana?
11.  Mengapa dimana?
12.  Dimana mengapa?
13.  Apa akibat?
14.  Akibat apa?
15.  Sebab akibat?
16.  Akibat sebab?
17.  Akibat akibat?
18.  Sebab sebab?
19.  Dimana akibat?
20.  Akibat dimana?
21.  Sebab sebab sebab?
jawaban :
1.      Apa sebab? à Sebab
2.      Sebab apa? à Sebab
3.      Mengapa sebab? à Sebab
4.      Sebab mengapa? à Sebab
5.      Bagaimana sebab? à Mengada
6.      Sebab bagimana? à Sebab
7.      Dimana sebab? à Pikiran
8.      Sebab dimana? à Sebab
9.      Bagaimana mengapa? à Mengada
10.  Mengapa bagaimana? à Sebab
11.  Mengapa dimana? à Sebab
12.  Dimana mengapa? à Pikiran
13.  Apa akibat? à Mengada
14.  Akibat apa? à Sebab
15.  Sebab akibat? à Sebab
16.  Akibat sebab? à Akibat
17.  Akibat akibat? à Akibat
18.  Dimana akibat? à Pikiran
19.  Akibat dimana? à Akibat
20.  Sebab sebab sebab? à Sebab
Objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada, karena filsafat itu merupakan olah pikir maka yang mungkin ada dimaksudkan yang ada dalam pikiran. Kita mengetahui sedikit yang ada dalam pikiran kita, satu diantara semiliar pangkat semiliar dari keseluruhan yang mungkin ada yang bisa kita pikirkan. Atau juga yang ada dan yang mungkin ada di dalam hati. Dalam spiritual, yang ada dan yang mungkin ada di dalam hati. Permasalahan dalam filsafat hanya ada 2 macam, yaitu : bagaimana kamu bisa menjelaskan yang ada dalam pikiranmu, dan bagaimana kamu mengerti apa yang di luar pikiranmu. Sejak zaman Socrates dari 200 tahun yang lalu, terbukti tidak ada orang yang mampu melakukannya. Yang ada adalah semua orang atau sebagian orang mengaku merasa mengerti. Belajar berfilsafat adalah memposisikan diri dan mendudukan kembali kesadaran manusia yang sudah merasa mengerti sebetul-betulnya hanya sebagian.
Persoalan hidup yang utama filosofis adalah dikarenakan manusia tidak paham keseluruhan, manusia hanya paham sebagian. Maka parsialitas hidup sebagian itu adalah tempat godaan setan terhadap manusia melalui sifat manusia yang tidak sempurna yaitu berbicara parsial, memikirkan parsial, dan mendengarkan parsial.
Pertanyaan pertama dari anonim
“Mengapa Bapak membuat pertanyaan semacam itu?” (Dalam Tes Jawab Singkat)
Jawaban dari Pak Marsigit adalah objek filsafat meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Objek filsafat bisa disebut juga objek formal dan objek material. Maka sebenar-benar berfilsafat, sebenar-benar olah pikir dan sebenar-benar orang belajar adalah mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada di dalam pikiran. Alasan dari “Mengapa Bapak membuat pertanyaan semacam itu? (Tes Jawab Singkat)” adalah karena ingin menyadarkan atau mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada dalam suatu persoalan. Ketelitian pikiran seperti “apa sebab?”, sebab dari kata sebab yang berarti sebab. Sehingga apa yang ada di dunia ini adalah sebab.
Sebab dari suatu sebab adalah sebab. Karena semua yang ada di dunia ini adalah sebab. Ada sebab primer dan sebab sekunder, sedangkan sebab yang utam dan pertama adalah Allah SWT. Ada sebab primer dan sebab sekunder. Ada sebab utama dan sebab yang pertama yaitu Allah SWT karena tidak ada sebab lagi yang mendahului-Nya. Setelah itu semua ciptaan adalah sebab.
Bisa saja menjawab akibat atau sebab dan bisa saja menjawab ada. Ada apa? Ada sebab. Contoh apa itu akibat? Bisa saja dikatakan ada. Agar lebih bermakna (karena filsafat naik turun atau sesuai dengan tujuan mengenalkan adanya kata-kata akibat, sebab dan sebagainya), jawabannya bisa pengada.
Bagaimana mengapa? Bagaimana adalah proses. Proses dalam filsafat yang substantif, ontologis, , dan hakiki semua proses adalah mengada. Mengada dari ada menjadi pengada. Semua yang adalah pengada. Semua yang ada adalah mengada. Semua yang ada adalah ada.
Mengapa berulang-ulang? Ini karena aturan. Aturan hirarkisnya adalah ada, mengada, kemudian baru pengada. Pengada itu hasil. Semuanya bisa dibolak-balik karena ingin membuat bingung pikiran untuk pembelajaran. Jika sudah pasti justru sulit belajar filsafat, maka belajar. Belajar filsafat adalah membongkar sesuatu yang sudah jelas di dalam pikiran manusia. Kebanyakan pikiran manusia terperangkap di dalam mitos. Mitos merupakan lawan dari logos. Logos itu berpikir atau berfilsafat. Sehingga mitos dapat disimpulkan tidak berpikir. Maka sebenar-benarnya hidup adalah mitos dan logos.
Anak kecil belajar menggunakan mitos dimana mengerjakan sesuatu dimana kita tidak mengerti. Seperti kita menyuapi anak kecil, bermain dengan anak kecil dan sebagainya. Anak kecil tidak paham dengan apa yang kita lakukan.
Naik ketingkat spiritual, mitos bukanlah mitos tetapi keyakinan yang harus diterima dalam yakin kita. Salah ruang dan salah waktu atau mempelajari filsafat sepenggal-sepenggal bisa berbahaya karena bisa berbeda makna. Filsafat tidak bisa dipadatkan dan dipercepat.
Jika anak kecil memakai logos, maka tidak adakan bisa terlaksana. Contohnya saat kita akan memberi makan anak kecil, kita mengharuskan anak kecil untuk tahu apa itu makan terlebih dahulu. Hal tersebut tentu tidak bisa dilakukan kepada anak kecil karena bisa kelaparan.
Dari yang problem solver justru bisa menjadi problem maker bila balajar filsafat secara tidak utuh. Hidup juga ada pilihan antara problem solver atau problem maker. Harus terus berikhtiar karena tidak ada barang yang ada di dunia selalu terwujud.
Pertanyaan kedua dari anonim
“Apakah semua pertanyaan punya jawabannya?”
Jawaban dari Pak Marsigit adalah semua pertanyaan pasti punya jawaban tapi tidak selalu harus dijawab. Sebenar-benarnya hidup adalah pertanyaan. Semua itu pertanyaan dan semua adalah jawaban. Tapi tidak semua pertanyaan harus dijawab dan tidak semua jawaban itu harus diucapkan. Didiamkan saja sudah merupakan jawaban. Contoh ada mahasiswa dari luar negeri dan mendapat beasiswa sebanyak 15 orang. Beasiswanya meliputi kuliah gratis dan biaya-biaya yang lainnya bisa dipikirkan sendiri tapi ada yang mengirim e-mail kepada Pak Marsigit berterimakasih telah memberikan beasiswa dan mohon minta bantuan dana untuk tinggal di Indonesia bersama dengan istrinya. Oleh Pak Marsigit tidak dijawab yang artinya tidak menjawabpun merupakan jawaban. Tidak setuju dengan filsafat adalah berfilsafat. Anti filsafat itu filsafat. Filsafatnya dalah antifilsafat. Karena tidak mau berpikir maka juga berpikir.
Alat yang dipakai untuk belajar filsafat adalah bahasa analog. Analog itu tidak sekedar sama tapi analog itu komformitas dua keadaan atau dua dunia. Postingan pada blog Pak Marsigit kadang-kadang sulit dipahami karena menggunakan bahasa analog.
Jika menunjuk hati, maka maksudnya banyak. Hati bisa cintaku, bisa imanku, bisa perasaanku, bisa akhiratku, bisa akidahku, bisa kuasa Tuhan melalui hati. Jika hati akhirat maka selain hati adalah pikiran. Pikiran adalah dunia.
Bagaimana bisa membangun dunia dan akhirat? Berfilsafat itu menggunaan solusi. Berfilsafat itu berpikir menggunakan bahasa logos. Seperti semut membangun dunia menggunakan lumpur untuk membuat rumah, ikan menggunakan air untuk membangun dunia, tukang menggunakan bata untuk membangun dunia, dan hati kita membangun dunia dan akhirat menggunakan hati.
Filsafat menggunakan pikiran dan bahasa. Caranya adalah cukup dengan A dan bukan A. A itu bisa semuanya seperti pulpen dan air. Bukan A itu seperti bukan pulpen dan bukan air. Dunia dan akhirat adalah air dan bukan air. Bukan air bisa saja neraka, bisa saja Tuhan, bisa saja ayat suci. Tertangkap semua disana dan tidak ada yang tersisa. Pak Marsigit juga bukan air. Sehingga dunia dan akhirat ini bisa Pak Marsigit dan bukan Pak Marsigit.
Setiap ada dan yang bukan ada sudah bisa membangun dunia. Seorang filsafat harus bisa berpikir dengan mudah untuk membangun dunia tanpa berdarah-darah (berjuang). Hanya saja Pak Marsigit melihat sebagian besar tidak sedang dalam keadaan hidup. Apa hidup itu? Hidupnya batu, artinya kena air bisa pecah dan mengecil. Batu kecil juga bisa menjadi batu besar saat terendam lumpur. Hal tersebut merupakan hal yang sedang hidup.
Contoh lain adalah ada tetangga yang meninggal dunia karena tukang tapi tidak ada pekerjaan dan hanya di rumah saja tidak berangkat. Sebenar-benarnya tetangga tapi sudah meninggal dunia karena sedang tidak bekerja sesuai pekerjaannya. Ada pula tetangga yang meninggal dunia karena pedagang tapi tidak punya modal. Baju dan jilbab juga bisa meninggal dunia karena sudah lama tidak digunakan dan hanya disimpan saja di lemari. Perusahaan juga bisa meninggal dunia karena logonya sudah terkelupas. Gunung juga bisa meninggal dunia karena sudah tidak dapat meletus lagi.
Dalam berfilsafat itu adalah berpikir. Orang-orang yang sedang tidak berpikir adalah mayat-mayat yang berjalan. Seperti mahasiswa yang belum lulus Toefl tapi ingin lulus yudisium sehingga seperti mayat hidup.
Jika ditingkatkan dalam spiritual, maka bisa dicontohkan sebagai orang-orang yang menaiki motor. Orang-orang tersebut adalah mayat hidup karena sedang berkendara dalam keadaan tidak berdoa. Orang-orang yang sedang melakukan ibadah haji di Makah juga merupakan mayat karena lupa dan bersendau gurau dalam melaksanakannya.
Matinya spiritualitas adalah tidak berdoa. Matinya seorang ibu adalah tidak merawat bayinya. Matinya sebuah motor adalah saat dihidupkan tidak dapat menyala. Manusia sebenarnya terancam kematian mulai dari fisik sampai hati.
Berfilsafat harus cerdas. Orang cerdas banyak yang tidak disukai orang terutama penguasa. Karena jika penguasa korupsi maka bisa ketahuan.
Definisi hidup dan mati adalah pikiran manusia. Jika ingin absolutely maka lari ke kitab suci. Contoh di Al-Qur’an, apa yang tertulis disana terkait hidup dan mati.
Pertanyaan ketiga dari anonim
“Apakah kalau ‘dimana’ jawabannya selalu ‘pikiran’?”
Jawaban dari Pak Marsigit adalah belum tentu. Dihati juga bisa dihati. Karena berfilsafat harus dipikiran dulu. Setelah itu boleh di hati. Pikiran berada disetiap yang ada yang bisa dipikirkan. Contoh sedang memikirkan orang tua maka pikiran sedang di orang tua. Pikiran ada disetiap objek pikir yang bisa dipikirkan.
Hati ada di setiap titik yang bisa dirasakan. Rasa secara analog bisa didoakan. Contoh hatiku ada di Palestina artinya sedang merasakan dan sedang berdoa untuk orang Palestina, hatiku ada di Korea karena mendoakan kedamaian di Korea, hatiku ada di para astronot karena mendoakan para astronot, dan lain sebagainya.
Metode berpikir filsafat adalah mendalam-dalamkan sampai sedalam-dalamnya. Tidak bisa terjangkau lagi oleh pikiran walaupun sangat kecil dan sangat ringan bagi orang lain. Memperluas seluas-luasnya sampai tidak mampu menjangkaunya dalam pikiran walau bagai orang lain sangat sempit karena filsafat itu dirimu. Filsafat itu bacaanmu. Filsafat itu kata-katamu. Filsafat itu penjelasanmu. Maka, kuliah ini mempersilakan untuk berfilsafat sehingga bacalah dan buat comment di blog karena saat itulah sedang berfilsafat.
Pak Marsigit tidak interfensi dan dipersilakan komentar secara bebas. Tidak perlu khawatir salah berbicara tetapi komentar yang berkualitas buruk, berbahaya, dan terancam kematian adalah menulis komentar tanpa berpikir dan tidak mengerti seperti hanya copy paste. Terancam mati bisa dari batu sampai langit. Mulai dari bentuk fisik sampai hatinya terancam kematian.
Pertanyaan keempat dari anonim
“Apakah diam itu good behavior?”
Jawaban dari Pak Marsigit adalah diamnya siapa? Matinya siapa? Mayatnya siapa? Diam pikiran, ramai dalam kesepian. Walaupun Pak Marsigit bertemu dengan orang banyak di Pascasarjana, tetapi hatinya sebenarnya sedang kesepian karena tidak ada teman yang bisa diajak berbicara filsafat.
Sebenar-benarnya diam, sebenarnya tidak diam. Diam absolut hanya milik Allah SWT. Sebenar-benarnya manusia hanya bisa berikhtiar dan berusaha diam tapi tidak akan bisa diam. Orang mati juga tidak bisa diam karena hanya menumpang pada bumi dan bumi bergerak. Sehingga mayat-mayat seperti melakukan perjalanan berputar pada poros bumi dan mengelilingi matahari. Jika mayat-mayat diam justru semakin menjauh dari kita karena kita yang berjalan. Ketika pulang melewati kuburan kemudian melewatinya lagi dilain hari, artinya membersamai melakukan perjalanan berputar pada poros bumi dan mengelilingi matahari.
Dua jet tempur yang memiliki kecepatan hingga 2.000 km/jam termasuk diam karena pilotnya bisa mengelilingi dunia hanya dengan 2 jam. Diam itu tergantung. Jika dua benda melakukan perjalanan dengan kecepatan yang sama maka dinamakan diam.
Bernafas dalam dengan bernafas pendek kecepatannya berbeda sehingga tidak diam. Para mayat diam terhadap perjalanan manusia yang masih hidup. Tapi terhadap alam semesta, semua makhluk hidup melakukan perjalanan. Jika terhadap alam semesta mayat diam, maka tertinggal dari kita dan tercabut dari bumi.
Seperti gelas minum berarti diam karena memiliki kecepatan berputar terhadap bumi dan mengelilingi matahari yang sama dengan manusia. Jika tidak diam maka manusia tidak akan bisa minum air yang ada di gelas dengan mudah.
Air bisa masuk ke tangki karena kecepatannya sama. Jet tempur  bisa diisi bahan bakar dengan tangki udara karena kecepatannya sama.
Ketika ada pertanyaan apakah diam itu baik? Jawaban dari Pak Marsigit adalah pertanyaan tersebut adalah pertanyaan orang awam. Seperti sedang didiamkan istrinya. Itu adalah kehidupan orang awam.
Pertanyaan kelima dari Luthfannisa
“Mengapa filsafat menggoyahkan yang mantap menjadi tidak mantap?”
Kehidupan berfilsafat menggunakan ilmu. Pak Marsigit bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan karena menggunakan fisika sehingga belajar metafisika. Contoh metafisika bisa melalui warna handphone Pak Marsigit. Semuanya menjawab hitam padahal semuanya salah dan tidak ada yang menyadarinya. Ilmu fisika mengatakan, warna adalah gelombang pantulan dari benda karena sinar. Tapi yang sebenar-benarnya warna adalah milik yang terserap dari benda itu yang tidak dipantulkan. Maka warna hitam sebenarnya adalah pantulan dari cahaya yang memasuki mata. Apa yang dipantulkan kemata bukan warnanya melainkan yang terserap dari benda. Jadi warna handphone Pak Marsigit adalah selain hitam.
Manusia pada hakekatnya dalam keadaan merugi karena salah tapi sebagian kecil dari mereka mengetahui kesalahannya. Berfilsafat merefleksikan diri dan bukan diri. Diri dan yang lainnya. Karena sebenarnya yang mantap itu sudah berupa menjadi mayat akibat tidak berpikir lagi. Berfilsafat adalah olah pikir yang sebenar-benarnya. Seperti warna handphone tadi, jika mantap mengatakan berwarna hitam maka tidak berpikir. Itulah mengapa manusia sering terperangkap oleh mitos.
Pikiran kacau sedang mengalami disorientasi. Filsafat adalah sopan santun. Filsafat adalah kedudukan. Filsafat adalah adab. Filsafat adalah derajat. Untuk memperolah derajat yang tinggi, maka raihlah maghfirah, sakina, mawadah, dan warahmah. Hidup harus semangat agar tidak terancam kematian. Sebenar-benarnya mayat, sudah tidak berfungsi seperti dengan fungsinya. Itulah keterbatasan manusia.
Pertanyaan keenam dari Deden Hidayat
“Bagaimana resep dari Pak Marsigit agar tidak mudah mengeluh?”
Jawaban dari Pak Marsigit adalah salah satu agar tidak mudah mengeluh adalah banyak ilmu. Ilmu itu dalam zikir atau ilmu dalam hati. Semua itu resep. Seperti resep nasi goreng, hanya ada satu tapi bisa dibuat 1000. Resep itu diatas, dilangit dan yang 1000 ada di bumi. Semua itu bayangan dari pikiran dan hati. Jika dinaikan, maka bayangan adalah kuasa Tuhan.
Engkau disini karena bayangan diterima di UNY S2. Daftar diinternet (tercantum di langit) lalu turun sampai di ruangan ini duduk melingkar yang berupa bayangan dari kegiatan PMB yang ada di langit. Dunia ini adalah yang engkau pikirkan. Jika berpikir dunia baik dalam pikiran yang baik, maka baiklah dunia itu. Jika pikiran buruk, maka buruklah melihat dunia itu.
Aku ada di Jakarta dan kamu juga ada di jakarta. Masing-masing mempunyai penilaian yang berbeda seperti menilai Jakarta. Jika Pak Marsigit menilai Jakarta 100, maka 100 lah Jakarta itu. Dalam spiritual, semuanya tergantung dari niatnya atau motifnya. Niat atau motif mengalahkan ilmu atau pikiran.
Niat atau motif di dalam hati. Hati menguasai pikiran. Maka, niat dalam hati dinaikan menjadi strategi, menjadi motif, tujuan, bersama-sama menjadi politik. Seperti dalam politik nasional bisa memilih Prabowo atau Jokowi. Jika ingin memilih Prabowo, maka baiklah Prabowo dan buruklah Jokowi. Jika ingin memilih Jokowi, maka baiklah Jokowi dan buruklah Prabowo. Dari pada begitu, jika Pak Marsigit akan menghindari hal semacam itu karena pasti akan terbelah. Seperti seorang kyai sebaiknya tidak berbicara masalah politik kecuali berpikir secara parsial. Dalam artinya dunia Jokowi separuh dan Prabowo separuh.
Hidup yang bahagia menurut versi filsafat yaitu kerjakan apa yang kamu pikirkan, pikirkan apa yang kamu kerjakan, doakan apa yang kamu kerjakan, doakan apa yang kamu pikirkan, dan doakan apa yang kamu doakan. Doa juga kamu doakan.
Dosen yang tidak mengerti jadwal juga bisa mengancam kematian. Kematian bisa dimana-mana dan sisanya adalah kehidupan.
Perkuliahan selesai dan diakhiri dengan penutup dan membaca hamdalah bersama bagi yang menganut agama Islam.
Perkuliahan di buka dengan salam dan doa seperti biasa. Mahasiswa diperintahkan untuk mengeuarkan kertas seperti biasa. Kemudian menjawab pertanyaan dari bapak
1.Mengapa terkejut?
2.Kenapa jatuh?
3.Anda melihat apa?
4.Anda mendengar apa?
5.Anda memikirkan apa?
6.Anda menyentuh apa?
7.Anda merasakan apa?
8.Anda memikirkan apa?
9.Siapa anda?
10.Siapa mereka?
11.Siapa diriku?
12.Apakah ini?
13.Siapa selain kamu?
14.Siapa selain diriku?
15.Apalah artinya?
16.Bolehkah?
17.Loh
18.Wadaw
19.Asyik
20.Wahai
Kertas jawaban ditukarkan kepada teman di sebelah atau belakang mahasiswa.
Bapak bertanya Besse yang mana Besse?
Saya hafal kamu karena jawaban kamu cenderung singkat-singkat. Filsafat adalah penjelasanmu. Semakin banyakpun belum cukup, tidak ada orang yang betul-betul menjelaskan. Yang benar adalah hanya berusaha, semakin banyak semakin baik. Semakin sedikit, semakin anda mendekati kematian. Jika saya melihat kamu dalam komen-komen saya itu, sudah terancam kematian. Kematian itu dalam pengertian yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Mati itu apa? Tidak sesuai ruang dan waktu itu juga mati.
Misalnya orang jawa, orang timur itu ada resepsi, ini mentang-mentang sok selebritis, jagoan kampung, preman toh. Maunya sudah pada kerja, duduk di depan sendiri, sama si penerima makanya tau diri kalo masih muda ya duduknya di belakang. Meskipun pejabat, Itu harus tau diri,saya ini anak muda, kalo anak muda, dari sisi filsafatnya, sisi tata kramanya, mate dia, gitu. Tadi ya mati apa? Ya mati tata kramanya. Gitu loh. Jadi, mati itu meliputi semua dan yang mungkin ada.
Baik, pertama
Lanjut ke jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas,
1.Mengapa terkejut?
Jawabannya adalah karena tidak harmoni
2.Mengapa jatuh?
Jawabannya jatuh pada.
3.Anda melihat apa?
Jawabannya bayang-bayang atau bayangan
4.Anda mendengar apa?
Jawabannya bayangan
5.Anda memikirkan apa?
Jawabannya bayangan
6.Anda menyentuh apa?
Jawabannya bayangan
7.Anda merasakan apa?
Jawabannya bayangan
8.Anda memikirkan apa?
Jawabannya bayangan
Jadi, nomor 3 sampai 8 itu jawabannya adalah bayangan.
9.Siapa anda?
Jawabannya tesis
10.Siapa mereka?
Jawabannya tesis
11.Siapa diriku?
Jawabannya tesis. Ya memang jawabannya lagi suka tesis.ihiyyha. Omongan saya ini setiap saat bisa masuk pertanyaan juga ini. Alhamdulillah, punya direktur kreatif ya. Dulu saya itu paling nakal loh. Di tempat saya paling nakal. Direktur itu stress nyari solusi. Kalo ga stress ya ga berprestasi. Kuliah mencapai s1 itu mah stress.
12.Apakah ini?
Jawabannya tesis
13.Siapa selain kamu?
Jawabannya anti tesis
14. Siapa selain diriku?
Jawabannya anti tesis
15. Apalah artinya?
Jawabannya metafisik. Apa artinya itu metafisik, Makna dari segala hal itu adalah metafisiknya atau makna disebaliknya.
16. Bolehkah?
Jawabannya ruang dan waktu, semuanya boleh tergantung ruang dan waktunya. Semua ga boleh tergantung ruang dan waktunya.
17. Loh
Jawabannya tak sehat. Semua keheranan, keterkejutan itu tidak sehat. Yang sehat itu smoot. Filsafat itu smoot. Keterkejutan, bikin kejutan itu tidak sehat. Distraktif, tidak harmonis.
18. Wadaw
Jawabannya tidak sehat
19. Asyik
Jawabannya pengada, karena dia hasil dari pada proses. Orang yang mengatakan asyiikk, itu berdasarkan proses yang tarjadi di depannya aatau sebelumnya
20. Wahai
Jawabannya determin. Menjatuhkan sifat kepada yang lain. Maka sebenar-benarnya hidup adalah determin. Tak akan ada hidup jika tidak jatuh pada. Kamu bisa lahir ke dunia ini karena bapak mu jatuh pada ibu mu. Tujuan hidup itu, pada hakikatnya jatuh pada atau determin. Maka lahirlah paham determinisme. Orang yang suka menjatuhkan sifat. Eh kamu, tukang tarlambat, terlambat baru sekali dikatakan tukang tarlambat, jadi saya menjatuhkan sifat pada dia. Sudah ku cap, ku klaim dia sebagai orang yang tukang tarlambat. Dosa saya. Saya direktur, ada yang datang minta tanda tangan. Saya menentukan nasib orang lain, jatuh pada, aku tanda tangan itu, apa? Keikhlasan saya itu jatuh pada bahwa kamu itu siap mengikuti yudisium, tanda tangan jatuh pada.
Jangan dikira, kamu bernafas saja itu oksigen jatuh pada darah mu.itu diparu-paru. Kamu minum, Makan, karbohidrat jatuh pada darahmu. Mekanisme, dibikin tuhan. Walaupun saya pertanyaannya Cuma wahai, tapi itu aliran filsafat itu. jangan di kira.
Apa ada yang tidak nol nilainya? Ada gak, yang tidak nol? Nol semua? Alhamdulillah. Berhasil saya.
Jadi setiap gerakan ku itu adalah aliran filsafat. Maka Pak marsigit itu filsafatnya itu adalah metafisik. Trans. Beyond. Filsafat, Kalo dosen baru ya, Menurut sokrates, filsafat adalah jawab anak-anak. Mahasiswa kok anak-anak. Tengok yang lain-lainnya bagaimana perbandingan perbedaan pembelajaran. Menurut saya, filsafat adalah diriku sendiri. Engkau yang sedang menjelaskan itulah engkau sedang berfilsafat. Mengapa mesti engkau sedang menjelaskan engkau terkoneksi pak marsigit. Silahkan ngomong sendiri, aku memfasilitasi supaya kamu bisa
berfilsafat. Gituloh maksudnya. Mau ngomong apa saja silahkan. Supaya tidak terancam kematian.
Saya itu haus, tapi saya tidak mau minum, gara-gara malu, itu tandanya saya terancam kematian.
Kemudian kertas dikembalikan dan mahasiswa disuruh untuk membuat pertanyaan. Pertanyaannya satu saja. Hari ini hari apa? Kamis. Kamis depan saya ke Thailand. Aku sebetulnya tidak mau ikut-ikut yang kayak begitu, tapi harus e. karena apa? Kalo orang yang sudah tua seperti saya ancamannya apa? Ancamannya lupa, tertinggal,gitu. Kalo pergi dengan istri ada yang mengingatkan. Kalo sendirian, ya rombongan sih, ada pak rektor.
Sudah ikhlas ini nol semua? ga Ada yang protes? Ini ada menjawab salah, itu betul. Karena memang disengaja sama dosennya biar membuat jawaban yang salah. Supaya apa? Supaya memaknai, memahami, menyadari. Jadi belajar filsafat itu jangan terlalu ikut ego.
Jadi anda menjawab salah itu betul, karena memang disengaja oleh dosennya biar jawabanny salah. Supaya memaknai, memahami, menyadari. jadi belajar itu jangan terlalu ego, siap untuk ber rekonstruksi pikiran kita yang lama, goyang goyang goyang, , untuk mencari ilmu yang bagus, untuk memperoleh konsep yang bagus. Itu tadi besse rahmi ya, Besse itu artinya apa mbak?”
Mahasiswa :” besse itu marga pak”
Kemarin nilainya 10, sekarang 0 lagi. Berdasar saksi yang ada, sah sah ya? Ini ada yang pernah dilamar? Siapa yang pernah dilamar? Oleh seorang perjaka? Belum ada ya di antara kamu, saya sering berkali-kali melamar, ya melamarkan anak saya, melamarkan ponakan. Orang jawa itu ada kalimat yang pas melamar itu harus ada. dulu-dulu gak ingat sekarang lupa. Ada yang Bahasa jawa, ini ya yang lain kalau gak paham saya bahasakan Indonesia, tapi yang itu tetap Bahasa Jawa , gini ‘saya dari jauh ingin datang ke sini, pertama-tama silaturahim, yang kedua ngebun-ebun enjang anjejawah sonten ‘, kalo di Indonesiakan jadinya embun turun di pagi hari dan hujan turun di sore hari. Artinya ya memang embun itu jadinya di pagi hari dan memang hujan di sore hari. Bahwa yang namanya laki-laki dan perempuan itu menikah ya Sunnah Rasul, jangan ditertawakan jangan heran. Ibarat kendaraan itu roda sama bodi ya harus ada sokbreker, menjadi sokbreker antara satu keadaan dengan keadaan yang lain. Dulu waktu saya akan menikah dengan istri saya, istri saya kan asli madiun jawa timur, saya kan jawa tengah, saya semalam sebelumnya ya sudah ke sana, tidur di tetangganya sana, supaya perasaan itu tenang, keluarganya tenang, dan yang dinikahkan itu sudah ada. yang di video itu, perempuan beuhhh… guling-guling histeris, sudah mau nikah, eh suaminya malah belum datang, dari luar jawa lagi. Maka di Jawa itu ada aturannya,sebelum acara besok, satu hari sebelumnya calon suami dan keluarga harus sudah ada di dekat rumah calon mempelai wanita.
Saya jelaskan ujian tadi ya:
Itu tadi determin, tak sehat. Wadaw terkejut, jadi filsafat itu sama seperti orang jawa itu keterkejutan, kaget, ketidak pahaman itu musuh filsafat. Orang jawa mementingkan harmoni, hidup itu harmoni. Kalau anda suka kejutan mah anak-anak, “besok ulang tahun kakek, kita bikin kejutan yuk”, cucu ngasih kejutan ke kakek umur 77 malah dikasih mercon, bukannya malah terkejut malah terkejutnya tewas. Itu mau ngasih kejutan atau membunuh. Kalau masih anak muda mah suka “keterkejutan” itu,bagian daripada observasi dunia itu ingin terkejut. kalau bagi kakek-kakeh mah gak suka udah ada penyakit jantung, lain-lain. Makanya saya juga gak suka ditelpon, karena telpon itu sebetulnya darurat, keterkejutan. Suasanya mesti terkejut, saya kemarin daribengkulu, ada seorang tua tapi dosen di sana. Direktur pasca di sana. Telepon saya,”(blab la bla)”, lalu telpon lagi ”saya sedang rapat” terus saya silent, terus telpon lagi “pak, wa saja karena saya silent”. Terus pas sudah di rumah, telpon lagi dia, sudah jaman sekarang suka maksa orang buat dengerin, iya kalau suka menerima pembicaraan. Determin itu seperti suka dunia itu seperti diriku nah itu namanya determin, itu ego. Jaman sekarang bisa wa, sms, tengah malam bisa, bacanya bisa paginya. Menunjuk itu determin, determin itu jatuhnya suatu sifat ke sifat yang lain. Dunia itu ya seperti itu aja. Eh kamu memandang kepada saya, berarti kamu sedang menjatuhkan sifat kepada saya. Tak kasih pajak nanti kalau melihat kediriku. Pajak perasaan, eh kamu memikirkan saya ya, kamu kena pajak memikirkan. Memikir pun determin, melihat pun determin, aku melihat tembok maka aku menjatuhkan sifat ke tembok itu. Tuhan menjatuhkan sifatnya yang Ar-Rahman dan Ar-Rohim maka terciptalah dunia ini. Jatuhnya oksigen ke darah itu determin, persis seperti engkau melihat saya dalam filsafat kedudukannya sama dengan gempa bumi di Palu. Yang cowok-cowok hati-hati saat melihat cewek, melihatnya kayak mau dimakan, udah gempa bumi poso itu. Ada mahasiswa yang takut sama dosen itu sudah gempa bumi. Determin itu “jatuh pada”. Kamu melihat saya itu seperti lempengan Australia jatuh ke lempengan Asia, gempa 7.7 SL. Kedudukannya juga sama seperti kamu tadi pagi, memakai lisptik, ini ada getaran apa ini? Eh lipstik, getarannya semakin kenceng hingga tsunami. Jatuhnya lipstik pada bibir itu ya jadi gempa itu determin. Maha Determin itu Allah SWT. Determin dalam ilmu sosial itu otoriter, orang yang otoriter itu keliatan dari raut wajahnya, ya jelas orang wajahnya merengut. Maka, determin itu ada berjenjang, maka godaan yang paling besar pada pejabat adalah determin. Di dalam jawa, pewayangan, pasti seorang raja pun begitu mana ada melihat rajanya menengadahkan wajah lansung melihat rajanya, itu namanya determin yg salah. Wa kepada saya itu determin, pak “memperingatkan”, yang wajib memperingatkan itu yang tua kepada yang muda. “pak, memperingatkan besok ada kuliah”, itu belum paham filsafat, ya tidak apa-apa. Gak lazim semut memperingatkan harimau, ini bahasa analog, analog itu bisa saja mahasiswa diibaratkan kelinci, dan direkturnya itu harimau. Ayam itu dewanya cacing. Karena ayam mengerti tentang cacing, tetapi cacing tidak mengerti tentang ayam. Kemanapun cacing itu pergi, ayam itu mengerti, tapi coba ayam mau buang kecil, apa cacing itu ngerti yang dibayangkan seperti dewa shiwa, dewa matahari dll semua itu nenek moyang kita. Ada pejabat , ada Presiden, besok turunan ke 50an nanti ada dewa Jokowi, ada dewa Prabowo, direktur pascasarjana ada dewa Bathoro Marsigit, di Sulawesi ada dewa Bathoro Vano, ntah kerjaannya apa. Mudah-mudahan tidak loh mas. Jadi, S1, S2, S3 itu semuanya belum paham, dimensi, tata karma, adatnya. Seperti mas Darwis, gapapa aku maklumi, sabar. Terus bagaimana pak? Ya bisa saja “Alhamdulillah pak, barokah, besok ada kuliah bapak”. Sama saja seperti memperingatkan. “Bapak besok harus hadir loh, awas!” itu sudah angkat senjata, perang itu juga determin. Kalau sama orangtua jangan memperingatkan seperti itu. Siapa yang orang jawa di sini? Oke, saya tanya ya , spontan ya jawabanmu, “maaf mbak, nganu saya terlambat”, wes langsung kamu jawab apa?”
Mahasiswa 1 : “tidak apa-apa”
Mahasiswa 2:”mboten nopo-nopo”
Mahasiswa 3:”gak apa-apa”
Mahasiswa 4:”iya”
Jawa pinggiran itu jawabannya gitu, orang jawa gak tau Bahasa jawa. Ada dosen baru, trus ada dosen paling senior tidak bisa datang ke rumah saya. Besoknya, ketemu dan beliau berkata “Pak Marsigit, maaf ya kemarin saya tidak bisa datang.”, kemudian saya jawab “mboten nopo-nopo pak”, beliau menyahut “mboten nopo-nopo, mboten nopo-nopo”(boto nopo”, kata seorang dewa kepada bawahannya), jawaban yang seharusnnya iya pak, Alhamdduliillah acaranya berjalan lancar.
Terima kasih dek (sama-sama artinya persamaan derajat) seharusnya “terima kasih kembali’
Siapa dirimu/aku (tesis), bukan diriku (anti-tesis)_dasar filsafat
Dan tesis yang sementara adalah hipotesis.
Anak kelas 5 atau 3 SD di Australia sudah bisa berhipotesis, contohnya;
Berapa suhu tempeatur di ruangan ber-ac ini ? 20˚ atau 30˚ atau 27˚, kemudian dibuktikan dengan termometernya, selanjutnya disebutkan kemampuan anak yang memiliki kemampuan hipotesis rendah, sedang dan tinggi.
Tapi kalau dibawa ke Indonesia, hipotesisnya dihilangkan kemudian diganti pertanyaan
Memangnya orang matematika hanya berlogika bukan dengan percbaan,
Sekalian saja menikah pakai pendekatan saintifik, sistem coba-coba.
Tergesa-gesa/terkejut/cepat, kalau orang jawa setara dengan ojo ngege ngoso atau dalam bahasa indonesia jangan mendahului kehendak Tuhan (bisa dengan cara menolak/merebut)
Barokah adalah berkah, yaitu meningkatkan kebaikan, Nabi pun tidak bisa menghasilkan barakah, sebab yang bisa melakukannya hanya Allah SWT., barokah absolute.
Apa itu lupa ?
Terkait dengan masalah ‘lupa’. Lupa merupakan penyesuaian ruang dan waktu. Terjadinya lupa bila terputusnya pikiran dan realita. Sebenar-benarnya hidup adalah di atas pikiran dan realita. Bahkan mungkin realita adalah bayangan diri kita
Di dalam pikiran, terdapat banyak logika sampai tak terhingga. Logika merupakan konsep-konsep yang terhubung dalam diri kita yang mempunyai bayangan. Bayangan tersebut dapat berasal dari mana pun. Salah satunya dari trans, trans adalah sesuatu yang tidak kita ketahui tetapi berpengaruh terhadap diri kita. Banyak hal yang menjadi contoh trans, semisal kejadian ekonomi global, kita tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya tetapi kita terkena dampaknya.
Pikiran akan terus bekerja seiring berjalannya waktu. Ketika usia sudah lanjut, maka pikiran akan teringat masa lampau tentang kejadian atau rutinitas yang dialaminya. Disinilah bukti bahwa logika masih berjalan. Terkadang ada bayang-bayang yang muncul tetapi sebenarnya itu tidak nyata atau terkadang salah mengimajinasikan bayangan. Hal tersebut disebabkan oleh logika yang masih berjalan yang berkaitan dengan memori.
Ada pertanyaan dari mahasiswa tentang bagaimana filsafat bekerja dalam kehidupan ? Filsafat bekerja dalam kehidupan dengan mengerjakan apa yang kau pikirkan dan pikirkan apa yang kau kerjakan. Doakan apa yang kau pikirkan, doakan apa yang kau kerjakan.
Pertanyaan lain dari mahasiswa tentang tesis. Tesis itu semua yang ada secara filsafat. Semua adalah tesis dan di luar semua yang ada adalah anti tesis. Semisal, saya adalah anti tesis air. Begitu juga sebaliknya. Pembahasan tesis dan antithesis menimbulkan sintesis
Pertanyaan ketiga dari mahasiswa adalah bagaimana manusia yang sebenar-benarnya hidup? Manusia yang sebenar-benarnya hidup adalah sesuai ruang dan waktu. Saya ada dan hidup di sini sekarang, namun tidak di tempat lain ataupun di waktu lain
Ada pertanyaan dari mahasiswa tentang bagaiamana dengan bayangan dalam diri ? Bayangan bergantung pada pikiran dan rasa. Seperti halnya pikiran memuat hal yang ada dan mungkin ada. Begitu juga dengan rasa yang ada dan mungkin ada. Pikiran tidak akan mampu menjelaskan semua rasa. Sehebat – hebat kalimatku/ perkataan tidak bisa mengejar pikiran. Sehebat – hebat tulisan tidak bisa mengejar ucapan. Sehebat – hebat tindakan tidak melaksanakan semua tulisan. Kita tidak bisa mengejar segalanya dengan penuh, apalagi spiritual. Jangan mencoba untuk bermain pikiran dalam hal spiritual. Tuhan merupakan sebab pertama dan utama. Kita harus berada pada jalur yang benar agar terhindar dari ancaman kematian. Yang dimaksud ancaman kematian adalah kemunafikan atas tidak mengakui keTuhanan
Menit 0 - 16.33
Septia  : Apa itu sabar?
Pak Marsigit :
Sabar itu sesuai ruang dan waktunya. Menyesuaikan terhadap ruang dan waktu. Itu sabar. Jadi menyesuaikan antara penglihatan, pemikiran, pendengaran, dan tindakan terhadap ruang dan waktunya yang sesuai. Kemudian juga sifat menerima, toleran. Nah, kita itu punya dua arah, arah keluar dan arah kedalam. Sifat toleran itu adalah mengurangi suatu sifat determinis terhadap suatu sifat kepada sifat yang lain. jadi deterministic, diterministik yaitu menyadari diri sendiri bahwa tidak semata-mata dikarenakan diriku tetapi diriku itu hanya sebagian dari sifat-sifat yang ada. Bahwa masa depan saya itu tidak semata-mata karena diriku tetapi karena diri orang lain dan juga paling penting karena kuasa Tuhan. Jadi kalau sudah dikurangi, diturunkan egonya karena ego itu potensi menjadi seorang determinis. Determinis itu jangan dikira sepele ya. Sepele, tidak sepele itu tergantung kita paham atau tidak. Dari yang kita tidak menyadari sampai kita menyadari. Contoh, tembok ini. tembok itukan dicat berwarna cream, andai kata bisa usul dulu-dulunya minta dicat warna biru misalnya, kan dari dulu sampai sekarang tembok itu berkelu kesa terus sesuai dengan orang yang dulu mengecat tembok itu sehingga berkarakter cream, karena ditutup oleh cat. Jadi saya mengecet itu ditermin, menentukan nasib tembok. Jadi jatuhnya sifat cat terhadap tembok. Kamu memandang saya itu sifat ditermin. Kalau kamu memandang saya dengan ditermin paling ekstrim yaitu kamu memandang saya sampai saya itu pingsan. Iya to? Nah, itu determin itu. Jatuhnya sifat pandanganmu kepada saya. Sampai saya itu pingsan. Maka hidup itu ya ditermin. Tetapi haraplah sesuai dengan ruang dan waktu. Kan begitu. Jadi misalnya, agar setelah ditermin kita sadari kita turunkan, kita kemudian mencari referensi kesadaran akan struktunya. Misalnya saya difitnah orang, dizolimi, diberitakan sebagai yang tidak baik. Padahal itu tidak cocok dengan saya, atau dikenakan berita hoax. Nah, Kemudian bermacam-macam mulai dari ditermin saya sampai laporkan ke polisi. Saya punya cerita, dulu waktu saya punya murah awal itu rumah saya, saya bangun disebuah pekarangan jauh dekat sawah, kebun-kebun dikelilingi pohon bamboo. Setiap saat itu kalau ada angin, pohon bambunya itu tumbang kena atap rumah saya, kena kabel dan putus padahal listrik. Suatu ketika saya ngomong sama yang punya bamboo. Pak ini bambunya gimana ya? Apa saya beli atau bagaimana? Ternyata jawabnya walau tidak langsung, tapi intisarinya ternyata seperti duluan mana bambu atau rumah saya. Jadi, kalau misalnya ini sifat menerima saya, saya punya sifat menerima sabat, punya rasa sabar dan kemudian mencari referensi pemikiran. Tetapi manusia itu tidak punya daya ya. Kecuali atas pertolongan Tuhan. Saya percaya itu. Percaya pertolongan Tuhan itu, percaya saya. Jadi saya punya pengalaman, terus terang saja begitu. Jadi cari referensi, berikhtiar, berikhtiar. Pada saat itu, ya saya itu diberitahu ada seorang kiai yang doanya Makbul. Suatu ketika saya datang ke Kiai itu, ngomong apa adanaya. “Pak Kiai, saya itu rumah saya selalu ditimpah pohon bambu, gimana solusinya?”. Lalu diambil air putih didoa-doai sama Pak Kiai. Ya karena sudah masuk ke situ saya ikut saya perintah pak Kiai, “ini tolong ya, Nak.. ini nanti yang separuh untuk mandi”. Saya lakukan betul loh..*ketawa-ketiwi*. Tertekan batin, lanjut kata kiai “ terus nanti separuh, masukan ceret atau ember gitu. Baca doa ini. Terus habis magrib jiprat-jiprat ke pohon bamboo itu”. Wes, bertahan satu bulan dua bulan. Setelah itu, yang punya bamboo itu punya anak disuruh bikin rumah di situ, tapi ngk mau. Karena ngk mau, dan mungkin merasa ngk enak dengan saya karena merasa mendzolimi begitu terus loh ya. Ngk mau dibikin rumah, akhirnya dijual. Duitnya dipake untuk naik haji. Terus yang beli itu adalah sekretaris camat, orang kaya. Terus pekarangannya itu dibangun rumah. Gapuranya dari batu, jadi taman. Dari mana asal-usulnya. Yang pentingkan Alhamdullilah ikhtiar saya atas pertolongan Tuhan, terkabul. Tidak ada lagi masalah bamboo. Nah kalau barokah itu dari Tuhan, saya dapat barokah yang sana juga dapat barokah, gitu loh. Jadi, ya Tuhan barokah hanya untuk saya saja ya Tuhan. Ya tidak bisa. Barokah itu untuk semuanya. Jadi kalau mau berdoa, ya Jokowi barokah, Prabowo juga barokah. Kalau doa saja sudah parsial, menungsa saja bingung, kalau Tuhan kan tidak ada istilah bingung toh?. Cuma paling-paling marah. Iya toh?. Itu kenyataan yang saya omongkan. Jadi kalau ke tempat saya, tidak ada lagi pohon bamboo. Ya kalau saya pergi itu, bagaimana logika kita? Karna itu hanya pasrah, sabar, pasrah, ikhtiar. Iya toh? Dan bagaimana sekarang kiai, logikanya seperti apa? Begini. Manusia itu kan punya kelemahan kelebihan. Kelemahan manusia itu tidak bisa mnejangkau semuanya. Anda itu punya potensi doa, semuanya punya potensi doa. Tapi ketika anda fokus berdoa, berdoa itu bisa ditingkatkan kualitas ditambah-tambah. Kan begitu. Doanya baik ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, lama-lama mudah-mudahan bisa makbul. Begitu berdoanya kan begitu. Tapi kalau saya gitukan terus, kapan aku jadi direktur? Kapan aku mengajar? Ngk sempat toh? Aku fokus dipesantren sana saja, iya toh? Tak bisa kemana-mana antara lain kan begitu. Maka solusinya, bagaimana caranya, iya toh? Ketika kita bekerja, tetap bisa tetap dalam berdoa. Tetapi dalam kenyataannya kurang efektif. Undang rapat, magrib jam 6, bingung toh? Lah magriban kapan? Undang rapat jam 3 pas Azhar. Ada tamu dari sana, jam sekian. Terus mengurangi kadar doanya. Yang minta tolong, manusia kan saling minta tolong-menolong. Minta tolong pak Kiai untuk fokus kesana, sedang fokus ke doa. Setiap hari berdoa, mudah-mudahan doanya makbul. Gitu logika saya. Bukan kemana-mana. Anda itu semua berpotensi menjadi ahli doa. Kalau memang fokus ke sistu. Itu yang saya katakana antara sabar dan menerima, tidak semata-mata urusan manusia loh, dunia itu. Jangan engkau pikir, hooo, kalau begitu ini aturan hokum loh, melanggar ke sini, tuntut pasal sekian, nomor sekian, ditahan dua bulan atau satu tahun. Kalau saya di kampong begitu, sudah hancur-hancuran loh. Sekampung dia itu, saudara semua loh. Saya kan pendatang. Jangan berani-berani dikampung itu mentang-mentang ngerti hokum kemudian dibawa ke Jakarta, ngk bisa hidup kayak gitu. Untuk kampong itu harus masuk NU, iyo toh? Nunut Urip. Sekampung itu Nunut Urip bae, melu. Kalau bisa ya syukur, kalau ngk bisa ya bijaksana yang penting komunikasi. Dikampung itu bersama-sama, ditempat saya itu ngk pandang agama kok. Walaupun 100% itu Islam, Kiai, ada yang kristian di situ satu, tapi karena dia itu bergotong royong, guyup, ya sudah tidak jadi masalah. Begitu…. Jadi di kampung itu yang penting kebersamaan, itu loh mba, tadi ya pertanyaanmu toh. Jadi setiap pertanyaan itu, dunialah. Kalau anda setiap kali bertanya, saya menggambarkan dunia kita, dunia saya, yang saya alami seperti itu. Ya itu biso tak sebul, tapi mungkin kan belum begitu makbul doanya loh, karena apa? Tadi naik tingkat ini ngos-ngosan, atau tergesah-gesah, macam, macam, macam. Andai kata saya sekarang dalam keadaan berpuasa, tentu lebih makbul lagi. Harapannya begitu. Harapan loh, ketentuan kan ada di sana, dunia kan harapan, orang hanya berikhtiar. Kalau kita ngk sabar, kayak gini (gelas aqua menonjol kebawah) aja bisa marah loh. Apa salahnya dia kita marahi, kalau kita ngk sabar. Kan pertanyaannya tentang kesabaran. Jadi kalau kamu melihat potensi tidak sabar dan tidak menerima kalau kamu melihat sekitar itu adalah dari sisi kamu. Apalagi bersifat ditermin, merasa bisa. Peran saya merasa bisa, dia harus begini, dia harus begitu, dia harus ikut saya, macam-macam, sebagai kakak kamu harus begini, kalau ngk sesuai saya marah. Itu sangat deterministic. Determinis itu menentukan orang lain, menentukan nasib tembok. Begitu.
Pertemuan ke lima.
Rindang    : Pandang filsafat dalam pelecahan agama itu seperti apa?
Pak Marsigit    :
Menurut saya, kita harus selalu berhati-hati, karena hal ini merupakan berasal dari komunitas korban hoax. Agama jika dalam kajian kita masuk kedalam spiritualitas, sedangkan pelecahan itu termasuk pemanfaatan bahasa. Bahasa tidak akan mampu mencerminkan pikiran, maka terkadang pikiran saja tidak terlalu lengkap apalagi bahasa ada yang disadari, tidak disadari, sepenggal-penggal dan sebagainya. Sehingga hal tersebut bisa memberikan suatu makna berbeda terhadap  apa yang dimaksudkan, maka dari itu akan menimbulkan suatu pelecehan. Pelecehan agama itu terjadi jika tidak menerapkan dalil-dalil sesuai dengan ruang dan watunya, maka apalah daya pikiran kita dalam memikirkan agama, hal tersebut hanya bisa kita rasakan ketika kita berdoa.
Namun ketika berdoa, apakah kita mengerti maksud semua dari doa? Sebagian doa yang kita hafal itu, ada yang kita tidakpahami artinya. Tidak paham itu artinya pikiran, tetapi kenapa kita laksanakan sedangkan kita disini tidak memahaminya. Alasannya karena punya hati yang memilikki keyakinan. Jadi walaupun aku tidak paham aku memiliki sebuah keyakinan bahwa dengan membaca doa ini akan diridhoi oleh Tuhan.
Tok tok tok (Assalamualaikum ... ) Besse tiba di kelas
Pak Marsigit menyilahkan Besse duduk
Kata-kata saya yang menyilahkan dia bernapas seolah-olah jika didengarkan oleh orang yang tidak paham dikira Besse tidak bernafas, menahan nafas atau pingsan. Padahal kalimat yang lengkap sebetulnya “Silahkan ditatalah nafas anda setelah anda lari-lari tergesa-gesa masih terengah-engah, tenangkan saja pikiran dan perasaan anda dengan duduk dengan baik.”
Jadi sangan potensial sekali pelecahan terjadi, sebetulnya semua itu tergantung dari niat awal atau motif. Kemudian ambisus, ambisisus itu merupakan cita-cita yang diniati dengan ego dan sifat determine yang besar, semua itu harus dibarengi dengan motif, doa, dan komunikasi. Jika hanya ambisi saja dikhawatirkan akan terjebak dalam tempat yang sempit dan parsial yang seakan-akan hal tersebut sudah menjadi kebenaran yang universal, namun sebetulnya tidak.
Misalnya ambisius salah satunya dapat menimbulkan keadaan perfectionist, perfect itu yang mengidam-idamkan atau menginginkan segala sesuatu itu sempurna. Padahal sebenar-benarnya manusia yang sempurna itu adalah yang sadar akan ketidaksempurnaan. Maka yang dikatakan perfect itu adalah sempurna dalam kesempurnaan, sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan. Tetapi jika kita parsial perfect itu sempurna sesuai dengan yang dipikirkan dan dirasakan, namun hal tersebut mengakibatkan ketidaksesuaian dengan orang lain. Maka dari itu ambisi harus diimbangi dengan ikhtiar dan doa. Jadi dalam menghadapi persoalan, solusinya bisa cepat atau lambat, bahkan bisa bertahun-tahun. Sabar, berdoa dan ikhtiar yang perlu kita lakukan dalam menentukan sebuah solusi.
Eka            : mengapa sulit mencerna tulisan ?
Pak Marsigit    :
Caranya baca baca dan baca, terus-menerus diulangi. Kenapa sulit? karena sebagian ditulis dengan bahasa analog. Bahasa analog merupakan bahasa metafisik, dimana metafisik itu ialah maksudnya ada dalam makna sebaliknya. Jadi yang kita lihat, dengar dan rasakan itu merupakan kualitas pertama, sedangkan metafisik merupakan kualitas kedua, ketiga, dan seterusnya. Sampai kapan ? tidak akan berakhir, ini yang dinamakan dengan infinitrigres. Misalnya hati, hati bisa bermakna doa, spiritual, kuasa tuhan.
Fano          : Apa di dunia ini ada yang berlaku sebagai bukan benar dan bukan salah?
Pak Marsigit    :
Banyak sekali, misalnya saya dan kamu itu merupakan bukan benar dan bukan salah.
Contoh : A adalah himpunan dari x dimana x ≠ x, apakah x anggota himpunan A?
Jawabannya : x merupakan angota dan bukan anggota himpunan A, jadi x itu merupakan benar dan bukan benar sebagai anggota A. Kenapa? Karena kedua unsur tersebut ada dalam himpunan A.
Begitupun dalam berfilsafat jika kita salah menempatkannya akan berbahaya. Bahayanya berfilsafat jika tidak memperhatikan ruang dan waktu, parsial, dan salah paham.
Misalnya : Bisakah tuhan menciptakan batu yang dangat besar sedemikian rupa sehingga tuhan sendiri tidak mampu mengangkanya
(berakhir di menit 34.01)
*lanjut
Kalau Tuhan bisa membuat batu berarti Tuhan tidak bisa mengangkat batu itu sedangkan Tuhan pasti bisa mengangkat batu itu, tetapi kalau Tuhan bisa mengangkat batu itu berarti Tuhan tidak bisa membuat batu
Lantas dimana salahnya? Itu bukan salah bukan benar. itu karena negatif dan positif dijadikan satu. Maka, janganlah coba-coba bermain-main dengan unsurnya syaitan.
Janganlah berkompromi dengan syaitan, jangan coba-coba berteman dengan syaitan, hiduplah yang lurus-lurus saja, jurusan surga, yang baik-baik saja, caranya berdoalah dalam keadaan apapun. Doa yang paling tinggi adalah memanggil/menyebut nama Tuhan. Jika satu saja doamu didengar oleh Tuhan maka kamu masuk kedalam kapsulnya Tuhan. Dan jika kamu berada didalam kapsulnya Tuhan, maka aman dan selamatlah hidupmu di dunia dan akhirat. Namun, bermilyar-milyar kamu memanggil nama Tuhan belum tentu didengar oleh Tuhan, maka agar doa mu didengar didengar oleh Tuhan setiap agama mempunyai metotodologinya masing-masing.
Urusan dunia yang memuat akhirat dan urusan akhirat yang memuat dunia karena adanya infinitigres (pikiran) dan jika dinaikkan lagi karena adanya kuasa Tuhan.
Apa itu cinta, kasih, rindu dan sayang?
Cinta, kasih, rindu, benci dan sayang filsafatnya adalah Romantisism. Jadi semua itu ikonik, tergantung pikiran anda masing-masing. Dunia itu romantis. Ikonik itu ada yang dekat dan ada yang jauh. ikonik itu dekat dengan determinism. Pertempuran dan perebutan kekuasaan bisa juga disebut dengan Romantisism, maka pertempuran antar negara bisa juga isomorfis (setara dengan percintaan).
Dari sisi ikonik romantis, sebenar-benar hidup adalah romantis. Sedangkan dari sisi ekonik ekonomi, sebenar-benar hidup adalah ekonomi. Dan sebenar-benar dunia adalah seperti apa yang engkau pikir dan rasakan.
Deden : bagaimana menyeimbangkan dan menyelaraskan antara pikiran, hati dan perbuatan.
Cara menyeimbangkannya adalah jalani pikiran anda, wujudkanlah pikiran anda dalam bentuk tindakan dan pikirkan tindakan anda kemudian doakan pikiran anda dan doakan tindakan anda. Merentang dan menjalani timeline waktu dari yang kemarin, sekarang dan yang akan datang. Dan jika dirangkum menjadi satu disebut dengan Hermenetika.
Hermenetika berasal dari kata Hermein yaitu seorang dewa di jaman Yunani. Dewa Hermein dianggap sebagai dewa yang mampu mendengar bisikan Tuhan yang kemudian disampaikan kepada masyarakat. Maka Hermein berarti menterjemahkan dan Hermenetika berarti menterjemahkan dan diterjemahkan. Dalam bahasa jawa disebut dengan Cokro Manggilingan, Cokro itu bundar dan Manggilingan itu berjalanan. Jadi, Cokro Manggilingan adalah sesuatu yang bundar yang berjalan.  
Deden : bagaimana mengatakan yang mungkin ada.
Mengatakan yang mungkin ada yaitu dengan cara Hermenetika, Cokro Manggilingan, dan belajar. dan salah satu contoh dalam pembelajaran ini yaitu dengan tes jawab singkat, jadi fungsi tes jawab singkat adalah untuk mengatakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Maka kapanpun sadar tidak sadar kita pasti menemukan fenomena berubahnya yang mungkin ada menjadi ada.
Manusia itu sangat terbatas dan lemah karena manusia hanya mampu melihat sepotong gambar saja karena tidak ada yang mengabadikan setiap momennya. Yang mampu mengabadikan setiap detiknya hanya kamera Tuhan.
Herlingga : apa itu A priori?
A priori itu paham tetapi belum melihat, mendengar atau mungkin belum menyentuh. Contoh: kamu memahami bahwa kamu memiliki jantung, maka dikatakan pemahamanmu tentang jantung itu bersifat A priori.
(berakhir di menit 51.10)
Lanjutannya:
 Manusia bisa ke planet mars walaupun belum penah ke planet mars. Tapi dia sudah merancang pesawat untuk dapat ke planet Mars, itu dinamakan A priori. A priori banyak manfaat tapi ada juga bahayanya. Misalnya, mencari pasangan hidup dengan metode A priori. Paham walaupun belum ketemu. Itu berbahaya karena sudah mengundang tamu, pengunjung, saksi-saksi, catering komplit, jalan di tutup. Ditunggu 2 jam, 3 jam, tapi tidak datang-datang mempelai prianya. Satu jam kemudian di telpon ternyata masih berada di luar pulau. Di telpon orang tuanya si wanita, “tadi mempelai prianya kemana ya?” lalu dijawab,“mancing kali”. Histerislah di perempuan, lalu orang tua mempelai perempuan bertanya, “ini pasti atau tidak?”. Anak menjawab,” ya pasti pak, di pikiran saya dan saya ketemu dari facebook pak”. Baru bertemu lewat facebook belum jelas orangnya seperti apa tapi sudah merencanakan mau menikah itu juga A priori.
Contoh: Pak Marsigit menawarkan akan melamar sang wanita idaman anaknya sebagai calon menantu dengan syarat dibawa terlebih dahulu ke rumah dan diperkenalkan dengan keluarganya. Kemudian melihat calon anaknya tersebut secara langsung sehingga paham dan mengerti bagaimana orangnya. Ini disebut A posteriori. A posteriori yaitu berpikir tingkat rendah. Tikus, kucing, tidak bisa A priori kecuali kucing garong yang bisa berpikir dan merencanakan apa yang dia mau. Kucing biasa bisa berpikir kalau sudah melihat itu dinamakan A priori. Anak kecil memegang, melihat, baru memikirkannya bahwa ini segiempat. Anak kecil berpikir A priori tidak bisa berpikir A posteriori. Membayangkan besok di surga ingin membangun rumah, catnya warna biru, hal ini tidak cukup dengan A priori tapi harus dengan iman dan taqwa. Orang cerdas sesuai dengan ruang dan waktu.
Umi: Bagaimana salah dan benar dalam filsafat? Apakah wadah dan isi?
Bahasa analog, wadah dan isi. Jika wadahnya suami, maka isinya istri. Jika wadahnya kakak, maka isinya adik. Jika wadahnya wadah maka isinya isi. Jika wadahnya ruang maka isinya waktu. Jika wadahnya waktu maka isinya ruang. Kenapa isi isinya wadah? Kaena infinitrigres  terus menerus. Jika wadahnya langit maka isinya bumi. Jika wadahnya dompet maka isinya duit.
Nur Afni: Bagaimana agar bisa terus konsisten?
Jawabnya: tidak pernah menginjak bumi supaya bisa konsisten. Sekali menginjak bumi maka tidak konsisten. Karena bumi tidak konsisten. Hidup ini tidak konsisten, kontradiktif. Berlaku A tidak sama dengan A, Karena terikat pada ruang dan waktu. Jika ingin konsisten terus maka tinggalkan saja bumi. Orang yang sudah meninggal sudah konsisten amal dan perbuatannya sudah tetap. Yang masih bisa berubah-ubah ketika masih di bumi.
Nur Afni: Benar dan salah
Benar dan salahnya pikiran itu konsiten atau tidak konsisten. Benar dan salah kenyataan itu adalah cocok dan tidak cocok.  Cocok dan tidak cocok yaitu korespondensi. Konsisten sama dengan koherensi.
Rosi : penyesalan?
Jawabnya: penyesalan itu termasuk romantis. Tapi dalam pikiran yang dinaikkan dalam spiritualitas, penyesalan yaitu mohon mpun atas segala dosa.
Apakah bapak punya gengsi?
Jawabnya: “ya setiap saat punya gengsi saya”. Gengsi terhadap yang tidak sesuai dengan ruang dan waktu. Kita harus gengsi sama setan. Tumakninah, istikomah, dan amanah terhadap ruang dan waktu. Banyaknya pengalamn hidup itu penting walaupun ada yang memalukan. Misalnya setelah sholat subuh malah sholat lagi, sholat jenazah menggunakan sujud sampai jamaahnya pada pergi, tentu hal tersebut membuat malu atau gengsi karena tidak sesuai dengan ruang dan waktu. Gengsi ada hubungannya dengan “menerima” kalau memang bener ya menerima. Pengalaman naik lift dari lantai 3 menuju lantai 7, mereka tahu kalau sudah penuh, tapi Pak Marsigit tetap saja masuk. Akhirnya tidak bisa. Walaupun berstatus sebagai direktur tidak bisa meminta yang lainnya untuk keluar begitu saja dan akhirnya Pak Marsigit sendiri yang keluar. Tidak boleh gengsi, tapi harus diterima dengan ikhlas. Akhirnya memutuskan untuk naik tangga. Dengan keikhlasan dunia dibalik menjadi Alhamdulillah.